JAKARTA – Sudah satu pekan berjalan, setiap harinya di gerbang perbatasan Kerem Shalom – gerbang yang membatasi Gaza dan Israel – ada konvoi truk logistik yang tak biasa. Muatan yang diangkut dalam tiap truk berupa karung beras, jumlahnya ribuan. Tapi ini bukan beras biasa, di tiap karung beras tertanda jelas bendera Merah Putih sebagai identitas.
Muatan yang hilir mudik dimasukkan ke dalam Gaza setiap harinya itu mengangkut beras dari Indonesia. Tiap-tiap truk dengan muatan tunggal atau gandeng itu mengangkut ratusan ton beras per harinya. Di bagian kanan dan kiri truk, sekali lagi berkibar bendera Indonesia bersanding dengan bendera Palestina.
Tujuan terakhirnya sampai ke Gaza. Sejak diberangkatkan dari Indonesia 21 Februari 2018 lalu, perjalanan bantuan beras dengan tajuk Kapal kemanusiaan Palestina secara bertahap telah melewati berbagai fase perjalanan.
Bambang Triyono, selaku Direktur Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) memaparkan, perjalanan Kapal Kemanusiaan Palestina “terpaksa” harus berlabuh di Pelabuhan Ashdod di Israel, untuk membongkar muatan. Karena hanya Ashdod satu-satunya gerbang laut membawa masuk bantuan sampai ke Gaza, Palestina.
“Dari Ashdod, setiap harinya sejak Senin (26/3) kemarin, berlangsung proses masuk ke dalam Gaza. Konvoi truk mengangkut beras dari keluar dari Ashdod, ratusan kilometer mengarah ke selatan. Kemudian masuk ke Gaza melewati gerbang Kerem Shalom,” ujar Bambang.
Sudah 1.175 ton beras masuk ke Gaza
Berangkat dari Indonesia 21 Februari silam, total muatan Kapal Kemanusiaan mengangkut sebanyak 2.000 ton beras. Bambang menambahkan, setiap harinya, sekitar 100-400 ton beras masuk bertahap.
“Konvoi masuk ke Gaza hanya tertunda di Jumat (30/3) dan Sabtu (1/4) karena Jumat dan Sabtu adalah hari libur di Gaza,” ujar Bambang.
Sampai Senin (2/4), mitra ACT di Gaza mengatakan, sudah ada 1.175 ton beras yang masuk dan ditampung sementara di gudang di Gaza bagian selatan. Setiap satu truk yang masuk mengangkut 25-50 ton beras, tunggal maupun gandeng.
“Dalam satu hari, Alhamdulillah kami bisa membawa masuk ke Gaza 4 hingga belasan truk, atau setara dengan 100 sampai 400 ton beras. Bendera Merah Putih dan Palestina berkibar di atas truk sebuah kebanggaan untuk kami, bahwa Indonesia dekat sekali dengan Palestina,” kata Mohammad Najjar, perwakilan mitra ACT di Gaza.
Ketika laporan ini dituliskan, pekerjaan belum tuntas. Masih ada kurang lebih 800 ton beras dari Indonesia yang bakal dibawa masuk sampai ke Gaza. Sementara itu, di dalam sebuah gudang di bagian selatan Gaza, beras bantuan dari Indonesia ditampung, proses pendistribusian akan dilakukan sesegera mungkin.
“Alhamdulillah setiap harinya truk beras dari rakyat indonesia tiba. Kami rakyat Palestina sangat berterima kasih pada bangsa Indonesia. Semoga Allah membalasnya dan semoga hal ini bisa terus berlanjut. Terima kasih banyak Indonesia,” kata Aisha, perwakilan mitra ACT ketika menyambut konvoi truk di gerbang Kerem Shalom, perbatasan Gaza, Senin (2/4). (aci)