PADANG – Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat Bidang Advokasi dan Hukum, Mulyadi meminta semua pihak termasuk Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar untuk tidak memperkeruh suasana di Kelurahan Pulai Aia Nan XX, Lubuk Begalung, Padang terkait keberadaan beberapa stockpile batubara di daerah tersebut.
Ia mengingatkan keberadaan stockpile di daerah itu bagian dari mata pencarian masyarakat setempat. Tak sedikit anak-anak muda bekerja di sana. “Sudah kami telusuri, usaha stockpile di sana hampir semuanya melibatkan warga setempat dalam aktivitas sehari-hari,” ujarnya, Minggu (5/11).
Toh, kata pria yang sehari-hari advokat ini, tempat-tempat penumpukan batubara dan dulu ada juga beji besi di sana sudah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya karena memang daerah itu tak jauh dari pelabuhan. “Jadi aneh kalau sekarang baru dipersoalkan. Kita tak ingin ada kepentingtan oknum-oknum tertentu di balik ini semua,” tegasnya.
Ia menjelaskan, stockpile di sana menampung batubara untuk banyak kebutuhan, baik pembangkit listrik maupun ekspor. “Ini tidak hanya menyangkut kepentingan pelaku-pelakunya, tetapi juga kepentingan daerah, nasional dalam artian orang banyak,” ulas pria yang akrab disapa Yadi ini.
Apalagi dengan kondisi sekarang. Kelangkaan lapangan kerja memicu banyak masalah sosial, seperti kenakalan remaja, kriminalitas dan sejenisnya. “Keberadaan stokcpile di sana mampu mengatasi persoalan-persoalan itu. Dengan banyaknya anak-anak muda bekerja di sana, mereka memperoleh penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari di tengah kesulitan ekonomi saat sekarang. Saya berfikir logis-logis dan ril saja. Untuk kepentingan anak-anak muda di sana, bagian dari anak-anak muda Kota Padang dan Sumbar umumnya,” tutur Yadi.
Untuk itu ia mengimbau semua pihak untuk melihat masalah tersebut secara jernih dengan tidak melemparkan wacana yang belum pasti kebenarannya. “Soal perizinanan ada salurannya. Kalau pun ada dampak kesehatan ada juga pihak terkait yang berwenang untuk memastikan dan mencari solusi terbaik,” tutupnya.
Sebelumnya dilansir beberapa media online, Perwakilan Walhi Sumbar, Tomi Adam menyatakan 62 warga Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang menderita penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Terkait dengan data 62 warga tersebut, bahwa Walhi Sumbar mendata secara partsipatif dengan warga langsung ke rumah-rumah masyarakat yang terdampak negatif dari aktivitas stockpile batubara,” katanya
Menanggapi itu Lurah Parak Laweh Pulai Aia Nan XX, Vebrianda mengatakan, data tersebut tidak berdasarkan ilmu medis dan pendampingan oleh ahli di bidang tersebut. Pernyataan itu seakan-akan menakuti warga Parak Laweh Pulai Aia Nan XX dan sekitarnya.
Usai mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung membentuk tim yang terdiri dari perangkat kelurahan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa guna melakukan verifikasi ke lapangan. “Dengan beredarnya informasi tersebut, Tim Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX langsung melakukan pengecekan ulang ke lokasi,” terang Vebrianda kepada awak media, Jumat (3/11/23).
Pihaknya sudah konfirmasi dengan Kanit Reskrim Polsek Lubuk Begalung untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. “Sorenya tim mendatangi wilayah yang dekat dengan stockpile batubara, tetapi tidak temukan satu pun warga yang mengidap penyakit ISPA. Kemudian dilakukan pengecekan ke lapangan serta berkoordinasi dengan Puskesmas setempat, tetapi tak satupun warga Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX ditemukan mengidap ISPA,” ungkaapnya.
Vebrianda menegaskan, selama ini warga tidak ada permasalahan dengan pihak dari aktivitas stockpile batubara manapun, malah sebaliknya merasa terbantu untuk warga sekitar. “Kami juga meminta, kepada Walhi Sumbar, agar data 62 warga yang terjangkit penyakit ISPA tersebut jangan asal-asalan saja dan bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat kami,” tutupnya. (mat)