PAYAKUMBUH-Persoalan pupuk masih menjadi kendala bagi para petani di Kota Payakumbuh. Untuk musim tanam, persoalan kelangkaan pupuk bahkan sudah menjadi rahasia umum di daerah itu. Untuk itu pemerintah daerah mencarikan solusi bagi petani dalam mengatasi ketergantungan terhadap pupuk buatan itu.
Walikota Payakumbuh Riza Falepi, bahkan turun langsung ke lapangan, menemui para petani dalam rangka sosialisasi pupuk pengganti urea yang susah dicari di pasaran itu. Terbaru, walikota mengunjungi kelurahan Padang Tangah Payobadar, masih dalam upaya sosialisasi tersebut.
Kepada Singgalang, Rabu (28/4) Riza Falepi mengatakan, dirinya memang sering turun ke lapangan menemui para petani dalam upaya memberikan sosialisasi terkait pupuk pengganti urea.
“Saat ini keberadaan pupuk memang sangat susah didapatkan oleh petani. Kalaupun ada pupuk subsidi, itu tidak cukup. Bahkan sering hilang nggak tentu ujung rimbanya. Lama bekerja mencari alternatif pupuk pengganti ke luar daerah, akhirnya kita menemukan sejenis pupuk cair yang bisa meningkatkan produksi menjadi 8-12 ton/ha, dibandingkan dengan pupuk subsidi yang selama ini hanya 5-6 ton/ha. Itulah yang kita sosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, dengan penggunaan pupuk ini umur padi pun bisa lebih pendek. Sehingga mampu berproduksi 3-4 kali dalam satu tahun. Kerja dari sisi yang begini jarang terekspos. “Kita ingin hal ini bisa terekspos dengan baik, sehingga bisa menguntungkan petani kita. Karena selama ini kurang terekspos, karena para pemangku kepentingan banyak bicara sedikit bekerja. Jadi ke depan kita harapkan, kurangilah bicara dan banyak bekerja. Bangun kegiatan yang produktif untuk kemakmuran dan kesejahteraan kita bersama,” tambahnya.
Diakui Riza, hal ini lama menjadi pemikirannya. Dia memimpikan Payakumbuh yang maju, didatangi banyak orang untuk berbisnis dan berproduksi, penuh inovasi dan sumber inspirasi bagi daerah lain. Bagi Riza apa yang diraih Payakumbuh selama ini walaupun cukup baik, tapi belum memuaskan dirinya sama sekali.
“Selama kita belum mendefinisikan dan membangun basis pertumbuhan kita, maka hal itu akan rentan. Kita selama ini terperangkap dengan middle income trap atau kata lainnya cuman begini-begini saja. Dan akhirnya Payakumbuh tidak tumbuh ekonominya alias angka pertumbuhan ekonominya mandek,” katanya.
Maka, perlu dipikirkan sumber-sumber keunggulan (competitive advantage) di Payakumbuh yang akan menjadi sumber pertumbuhan tinggi kota. Sehingga dengan gamblang nampak kesejahteraan itu di Payakumbuh dan itu diharapkan bisa terus berkelanjutan.
“Untuk itu, dibutuhkan kerja keras, daya inovasi dan kerja cerdas dari warga Payakumbuh agar kita bisa maju. Dengan alasan itulah saya menghimbau kita semua untuk lebih banyak bekerja, berpikir dan berinovasi. Kurangi omong kosong yang tidak berkesudahan. Semua memiliki kontribusi untuk itu, dan ini bukan hanya porsi pemda saja melainkan porsi kita semua untuk turut andil bagi kemajuan Payakumbuh,” pungkasnya. (207)