PADANG-Perhatian pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Sumbar terlihat dari sejumlah pembangunan infrastruktur. Setidaknya ada Rp957 miliar untuk pembangunan infrastruktur sumber daya air (SDA) di Sumbar.
Angka itu naik sekitar Rp141 miliar dari tahun sebelumnya. Pada anggaran 2017 hanya Rp816 miliar kemudian naik menjadi Rp957,7 miliar. Anggaran pembangunan infrastruktur itu dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V.
“Target pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan, dengan pembangunan sejumlah daerah irigasi,”sebut Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Maryadi Utama kemarin.
Dikatakannya, untuk ketahanan pangan ada empat proyek strategis yang dapat meningkatkan produksi pertanian di Sumbar. Seperti, pembangunan tahun jamak 2017-2019 Irigasi Anai di Padang Pariaman dengan total luar areal 3.289 hektar.
Secara keseluruhan areal daerah irigasi Batang Anai mencapai 13.604 hektar. Khusus untuk 2018 akan hanya untuk cakupan 3.289 hektar dengan total anggaran Rp143 miliar.
Kemudian pembangunan daerah irigasi Batang Bayang di Pasaman Barat, dengan total anggaran Rp270,1 miliar. Pembangunan irigasi Batang Bayang ini mencakup 6.500 hektar. Pengerjaan juga dilakukan dengan kontrak tahun jamak 2017 sampai 2019.
“Selesainya DI ini akan menambah areal pertanian mencapai 6.500 hektar di satu kecamatan lima kenagarian di Pasaman Barat,”sebutnya.
Sekarang secara keseluruhan progres sudah mencapai 16,2 persen dari kontrak utama. Sementara dari total anggaran pada 2018 senilai Rp61,1 miliar sudah mencapai 62,80 persen.
Pembangunan Batang Sinamar di Tanah Datar, dengan total anggaran mencapai Rp270 miliar tahun ini. Luas areal pertanian mencapai 3.200 hektar. Untuk pengerjaan tetap tahun jamak, saat ini pengerjaan kegiatan ini menjadi fokus utama untuk dituntaskan.
“Untuk sinamar kita upayakan untuk sesuai target,”sebutnya.
Selain itu, juga ada pembangunan daerah irigasi Sawah Laweh di Pesisir Selatan dengan total anggaran mencapai Rp150 miliar. Pengerjaan dengan tahun tunggal, dibagi dalam dua kegiatan. Yakni, paket I dengan anggaran Rp 70 miliar dan paket II dengan anggaran Rp80 miliar.
Pembangunan daerah irigasi ini menambah luas areal pertanian yang bisa ditanami seluas 1.250 ha dari yang sudah ada 2.023 ha, menjadi keseluruhan 3.223 hektar.
“Sekarang sudah pada pembangunan saluran, untuk kontruksi bendungnya sudah selesai,”ungkapnya.
Nantinya air irigasi akan bisa mengaliri areal pertanian di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Sutera, Kecamatan Lengayang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan Lunang Silaut.
Sebelumnya untuk kegiatan ini juga sudah dikerjakan melalui kegiatan tahun jamak 2015 sampai 2017 dengan total anggaran sebesar Rp 104,4 miliar. Dengan dana tersebut dibangun saluran irigasi primer sepanjang 1 km, Bendung 1 buah, kantong lumpur, saluran pengelak, jalan akses dan 5 bangunan pelengkap.
Selain penunjang ketahanan pangan, kegiatan BWSS V lainnya juga pembangunan empat embung dalam bentuk konservasi. Ditambah dengan pembangunan pengendalian banjir di sejumlah daerah dengan kontrak tahun jamak.
Selain itu juga pelaksanaan program padat karya yang menjadi perhatian khusus bagi presiden Jokowi.104