RS Aisyiyah Pariaman Menuju Rumah Sakit Aman Bencana

Tim MDMC Sumbar dan RS Aisyiyah Pariaman usai berkoordinasi mewujudkan rumah sakit aman bencana.(Musriadi Musanif)

“Hingga 2019 mencapai 30 unit pelayanan kesehatan di Indonesia, baik poliklinik maupun rumah sakit yang terdampak bencana. Mereka mengalami collaps strucuture, sehingga pelayanannya terhenti, sementara korban bencana membutuhkan pertolongan darurat dari pihak rumah sakit,” tuturnya.

Selain tidak dapat membantu para korban bencana, tegasnya, pada beberapa kasus kalangan rumah sakit itu sendiri yang malah memerlukan pertolongan, dan terpaksa berkomunikasi dengan pihak luar guna mendapatkan dukungan sumber daya.

Bertolak dari pesoalan itu, ujarnya, MDMC pun merancang program RSAB, yakni rumah sakit harus memiliki pedoman penanggulangan bencana, yang terintegrasi dengan melibatkan masyarakat di lingkar kawasan rumah sakit yang bersangkutan.

Pedomannya akan mencakup penilaian resiko bencana, penyusunan rencana penanggulangan bencana yang berisikan pencegahan dan kesiapsiagaan berhadapan dengan bencana, penanganan bencana saat darurat, pemulihan pascabencana, serta rencana uji kesiapan dan kesiapsiagaan bencana.

Dijelaskan, dalam program rumah sakit aman bencana, masyarakat yang berada di sekitar rumah sakit dilibatkan dalam berbagai pelatihan peningkatan kapasitas. Masyarakat juga berperan aktif dalam struktur komando penanganan darurat bencana.