LIMAPULUH KOTA-Satuan Tugas Covid 19 Limapuluh Kota, Sumbar akan menyisir warga yang terlibat aktif, dalam dugaan pembukaan paksa peti jenazah Covid-19 di Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh.
“Besok (menyisir,-red). Sekaligus, kita akan tracking dan swab langsung di lapangan. Kita akan turun bersama puluhan tim TNI, Polri, Pol PP dan tim Satgas,” kata Kadis Kesehatan Limapuluh Kota, Tien Soeptino, kepada Singgalang Selasa (25/8/2020).
Dokter Tien, saat dibubungi Singgalang baru saja selesai rapat dengan Satgas Limapuluh Kota termasuk di dalamnya Muspida Payakumbuh yang membawahi wilayah administrasi Limapuluh Kota.
“Kalau tim kesehatan saja yang turun, kami tak sanggup. Bisa diusir kita. BPBD saja yang mau menyemprot, dilarang untuk memoto,” kata Kadis Kesehatan.
Dia mengaku, kondisi ini terjadi lantaran edukasi ke masyarakat setempat tidak sampai. “Padahal, per hari ini , tercatat masih ada 14 warga kita yang positif. Sebelumnya, ada tapi sudah sehat,” sambung Tien Soeptino.
Pasien Meninggal di RSAM
Informasi yang diperoleh Singgalang, pasien covid-19 Limapuluh Kota asal Taeh Baruah yang meninggal dunia itu diketahui berinisial “YS” pria berusia 47 tahun.
Sebelum meninggal di RSAM Bukittinggi, “YS” mendapat perawatan di RSUD Adnan WD Payakumbuh dengan diagnosa sesak nafas dan mengidap komorbit. “Ada dua diagnosa. Lalu dilarikan ke RSAM,” kata Kadis Kesehatan Tien soeptino.
Senin (24/8) sore, pasien yang hasil swabnya positif covid ini meninggal dunia. Malamnya, dibawa ke Taeh Baruah dengan protap covid. Malang, di sana, warga diduga memaksa membuka peti jenazah. Niatnya hendak menyalatkan. Laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Limapuluh Kota, YS meninggal dunia di RSAM pukul 18.45 WIB. Kemudian tim medis RSAM menyelenggarakan jenazah almarhum secara Islam dengan mengkafani, menshalatkan dan memandikan almarhum di RSAM.
Setelah itu, barulah dimasukkan ke dalam peti jenazah dan dibawa ke kampung halamannya di Taeh Baruah.
“Di RSAM, sudah disaksikan dari jauh oleh istri almarhum bahwa tim medis telah menyelenggarakan jenazah secara Islam,” kata Tien.
Namun setiba di kampung halaman sekitar pukul 21.00 WIB, warga sekitar dan keluarga almarhum menolak pemakaman secara Covid-19. Peti jenazah dirampas dan petugas yang akan menyelenggarakan jenazah secara Covid-19 diusir.