Bahkan beberapa pejabat seperti Wabup Limapuluh Kota, Camat dan Kapolsek Payakumbuh diusir.
“Diusir semuanya. Perangkat daerah yang berkunjung disuruh pergi oleh warga dan keluarga,” ucap Wakil Bupati Ferizal Ridwan, terpisah.
Setelah itu peti jenazah dan plastik pembungkus almarhum dibuka. Kemudian dilakukan shalat jenazah lagi di mesjid terdekat dan penyelenggaraan ulang jenazah secara islam.
Jenazah Pakai Pempers?
Kepada Singgalang, sejumlah warga Taeh yang meminta namanya tidak ditulis, menduga jika jenazah almarhum belum dishalatkan. Padahal, Dinas Kesehatan punya bukti ada foto shalat disaksikan istri almarhum.
“Semalam, benar ada keributan antara petugas dan pihak keluarga almarhum. Diduga ini terjadi akibat, setelah mayat sampai di rumah duka dilihat mayat belum dimandikan dan masih pakai pempers dan diduga belum dikafani,” kata sumber tersebut.
Kemelut warga ini juga dipicu, karena diduga sebelumnya ada seorang warga Taeh yang meninggal dunia dan dikebumikan dengan protap covid.
“Sekedar catatan pak, di taeh sudah 2 kali warga meninggal dan dimakamkan secara covid. Jadi ada dugaan, juga tidak dikafani dan dishalatkan,” kata sumber itu. (208)