Satu Syawal, Dua Hari Raya dan Jalan Rusak

BATUSANGKAR – Jarak dari Nagari Batu Bulek ke Batusangkar tidaklah terlalu jauh. Masih sama-sama satu kabupaten yakni Tanah Datar. Berangkat pukul 06.30 WIB, menuju lapangan Cindua Mato guna menunaikan Shalat Idul Fitri, Sabtu (22/4). Jalan ada, berlubang pun ada.

Sepanjang perjalanan berharap ada masjid atau lapangan yang menyelenggarakan Shalat Id. Mulai dari Batu Bulek, Pato, Baruah Bukik, Sungayang, barulah sampai mendekati Hotel Emerone (Pagaruyung lama) terdengar sayup-sayup suara takbir.

Sampai ke Lapangan Cindua Mato sekitar 45 menit kemudian. Tak terlambat. Pembawa acara masih memberi arahan kepada jemaah yang datang untuk memenuhi shaf di kiri kanan mimbar.

Kendati masih satu kabupaten, seperti daerah lain di Indonesia, ada yang merayakan Idul Fitri, Jumat (21/4), adapula yang Sabtu (22/4). Terserahlah mana yang mau dipilih. Masyarakat sudah biasa berbeda-beda satu Syawal-nya

Ribuan warga Tanah Datar ramai menghadiri Shalat Id. Tikar shalat yang disediakan panitia nyaris penuh, baik itu di bagian pria dan wanita. Parkir di bahu jalan penuh sesak.

“Mari kita hargai perbedaan dalam penetapan 1 Syawal ini,” kata Ketua PHBI Tanah Datar Richi Aprian saat memberikan sambutan.

Pemerintah dan PBHI tetap memfasilitasi masyarakat yang hendak menunaikan Shalat ID, baik Jumat atau Sabtu. Tidak ada perbedaan.

Bupati Tanah Datar Eka Putra dalam kesempatan itu menyampaikan, ada beberapa tentang program pemerintah yang perlu disampaikan kepada masyarakat terutama perantau.

Saat ini Pemkab telah menjalankan program bajak gratis. Program ini sudah berjalan. Bahkan satu-satunya di Indonesia. Mendapat penghargaan dari pemerintah pusat.

“Ini bagian dari program unggulan kami yakni menyediakan bajak gratis bagi petani yang kesulitan dalam pengolahan pertanian. Maklum saja, pengolahan pertanian ini membutuhkan biaya cukup besar. Makanya kami menyediakan bajak gratis,” katanya.
Selain itu, juga ada satu rumah satu hafidz. Lalu alek nagari.

Soal jalan

Eka Putra mengakui, persoalan jalan di Tanah Datar menjadi perbincangan hangat di kalangan perantau. Ini menyebar I grup-grup WA. Jalan di Tanah Datar banyak yang rusak. Tidak terurus. Banyak lubangnya.

Ia mengakui itu. TApi tidak semuanya benar. Jalan berlubang itu kebanyakan berada di jalan provinsi.

“Jalan kabupaten 77 persen sudah mantap. Sisanya memang ada sedikit rusak,” katanya. (eriandi)