Muhammad Bayu Vesky dan Arief Pratama
PADANG-Rasa akan putus tali jantung, cinta telah pergi di balik awan lalu terhujam ke dasar laut.
Wanita cantik itu lenyap dan sang tunangan termagu bagai tiang kapal berkarat. Sepi. Selain bayangan, yang tercecer hanya kenangan.
Pramugari Lion Air yang jatuh di Tanjung Karawang, Senin pagi itu, Mery Yulyanda, urang awak asal Batusangkar, membawa kisah-kisah cinta nan baru berputik.
DOA UNTUK SI DIA
Kisah itu terbang dan meliuk liuk dalam tangis, dalam riuh doa. Kekasihnya, Apri Fadhail, meluapkan kerinduan itu lewat akun instagramnya.
Dia masih berharap, Mery selamat. “Dalam sujud dan do’aku, aku selalu mendoakanmu sayang. Aku berharap Allah menyatukan kita,”tulis Apri Fadhail. Postingan ini, dikomentari 1.500 akun lebih.
Dari postingan ini pula diketahui, jika pada April 2019 nanti, keduanya sudah berencana melanjutkan kisah asmara ke jenjang pernikahan, peristiwa sakral nan dinanti nanti kaum adam dan hawa.
Apri juga memohon mukjizat Tuhan, agar tunangannya kembali. Ia akan terima dalam kondisi terburuk sekalipun. “Aku akan terima kamu apa adanya,” kata Apri. Pria ini diyakini berasal dari Aceh. Sebab dari beberapa postingan akunnya, diketahui jika ia akan menunggu Mery di Aceh.
Sebanyak duka, sebanyak korban jatuh, maka sebanyak itu pula rindu meraung raung. Lain kisah Mery, pramugari Lion asal Batusangkar, maka berita duka juga menghampiri keluarga Tami Yulian.
Tami, anak lelaki itu, berasal dari Lareh Sago Halaban. Entah ada acara apa di Jakarta beberapa hari lalu, Tami dalam peristiwa kecelakaan Lion Air di Tanjung Karawang, sehari hari bekerja sebagai karyawan Telkomsel di Bangka Belitung.
“Benar, atas nama Tami Yulian, warga Lareh Sago Halaban. Kami berduka cita sedalam dalamnya,” kata Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, terpisah. Kabar Tami jadi korban kecelakaan pesawat, tersiar di list list penumpang lion yang kecelakaan.