PADANG – Gunung Marapi masih berada pada level III (siaga). Dengan status tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan para pendaki, pengunjung, serta wisatawan diimbau untuk tidak memasuki wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunug Marapi.
Pada Senin (19/2/2024), masih terjadi empat kali letusan dan 53 kali hembusan di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Menurut catatan petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi di Belakang Balok Bukittinggi, Ahmad Rifandi, sejak Senin malam, telah terjadi empat kali letusan Gunung Marapi. Akibatnya, terjadi sebaran hujan abu vulkanik di sekitar daerah Gunung Marapi.
“Tinggi letusan Gunung Marapi tidak teramati secara visual. Namun, asap kawah teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal di atas puncak kawah,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut serta perlengkapan lainnya untuk melindungi diri.
“Selain itu, penting untuk mengamankan sumber air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik agar tidak merusak,” jelasnya.
Ia juga mengimbau semua pihak menjaga kondusivitas masyarakat, tidak menyebarkan informasi palsu, dan mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah. Pemkab sekitar Gunung Marapi diharap terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jalan Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi. (rn/*)