Deretan toko untuk para selebritis di jalan Ginza itu, saya tinggalkan. Mobil bergerak di jalan mulus, tanpa macet menuju Shinjuku.
Tak mahal, banyak, cuma tak tentu pula apa yang akan saya beli. Di sini saya hanya babenta-benta saja. Jika mau ke toilet gampang, tak seperti di San Francisco, toiletnya pakai pasword. Maka siapa yang berbelanja dapat satu pasword untuk masuk ke toilet umum yang kadang jauh.
Sekarang sudah pukul 06.00 sore, gelap. Lampu jalan dan neon toko mulai gemerlap. Tokyo makin ramai, makin dingin. Dari pada tidak saya berbelanja juga. Sehelai baju dan pernak-pernik. Sebelum belanja dikali-kalikan dulu berapa harga barang jika dirupiahkan. Kebiasaan, betapa akrabnya anak bangsa dengan uang bangsanya sendiri.
