Sejak Januari 2025, RSPA Pariaman Tangani Empat Anak Korban Asusila

Ilustrasi.(google/net)

Pariaman – Pimpinan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Cubadak Air, Kecamatan Pariaman Utara, Fatmayeti Kahar atau Teta Sabar mengatakan sejak Januari 2025 sampai saat ini pihaknya tengah menangani empat anak yang menjadi korban Asusila atau persetubuhan di Kota Pariaman.

” Memasuki bulan kedua tahun ini, telah diterima empat anak yang menjadi korban dari perbuatan asusila. Kini sedang mendapatkan pembinaan di RPSA Cubadak Air,” ucap Teta Sabar ketika dihubungi, Kamis (13/3). .

Disebutkannya, anak-anak yang menjadi korban ini, masih berada di bangku pendidikan SMP dan SMA. Dari empat orang yang berada di RPSA Cubadak Air, dua masih berada di bangku SMP dan dua lagi SMA.

Ironisnya lagi, pelaku adalah orang yang dikenal, bahkan tetangganya.

Dijelaskannya, penyebab terjadi peristiwa ini, salah satunya karena kelalaian orang tua dalam mengontrol dan mengawasi anaknya. Begitupun, masyarakat di lingkungan sekitarnya juga kurang peduli.

Semestinya, orang tua punya tanggung jawab mengawasi dan mengontrol anaknya di rumah. Orang tua harus tahu apa yang dilakukan oleh anaknya di rumah ataupun dilingkungan tempat tinggalnya.

Terlebih lagi, saat ini dengan kemajuan teknologi cukup punya efek negatif, apabila pengontrolan dan pengawasan anak kurang dari orang tuanya. Misalkan dalam penggunaan HP.

Untuk penggunaan HP ini orang tua harus meningkatkan kewaspadaan terhadap anaknya. “Jangan kita dibohongi anak. Di saat tidur, si anak sibuk bermain HP. Yang ditakutkan kesalahan penggunaan HP ini ,” terangnya.

Selanjutnya, kata Teta Sabar, hal yang perlu dilakukan dalam meminimalisir kasus asusila ini perlu kerjasama semua pihak. Tokoh masyarakat, Agama, pemuda dan Bundo Kanduang harus peduli terhadap kasus ini. Karena, dari data , setiap tahun jumlahnya meningkat. (agus)