PADANG – Sejumlah guru besar Unand mewakili komisi masing-masing dalam lembaga Senat, melayangkan mosi tidak percaya pada ketuanya. Ini, menurut mereka, disebabkan ketua jalan sendiri. Ketua menjelaskan, mosi itu biasa saja, sebab sepertinya memang belum muncul iktikad bersama untuk memajukan Unand.
Senat Akademik Universitas (SAU) Unand adalah lembaga penting tapi di sana pula cekcok terjadi. Karena itu muncul mosi tak percaya pada ketua Prof Syafrizal.
Singgalang mendapatkan surat tersebut pada Selasa (6/6) pagi. Rektor Unand Prof Yuliandri ketika dikontak tadi,
“Saya lagi rapat di Jakarta, nanti saja ya,” katanya.
Mosi tertanggal 26 Mei 2023 itu menguraikan banyak masalah. Ditandatangani lima orang yakni Prof. Ir. Rudi Febriamansyah, MSc., Ph.D. Prof. Dr. Afrizal, M.A. Berikut Prof. Dr. H. Syafruddin Karimi, SE., MA. Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE., MM dan Dr. Jumsu Trisno, SP., M.Si.
“Benar saya ikut menandatanganinya,” kata Syafruddin Karimi, Selasa (6/6).
Ketua SAU, Prof Syafrizal memberikan penjelasan, yang menurutnya surat tersebut sudah dia terima.
“Ini sudah tiga kali, komplain mereka, biasa saja itu. Di Unand sudah biasa itu,” katanya. Baginya, pekerjaan adalah sebuah ibadah.
“Jadi dunia kampus sudah seperti dunia politik saja sekarang, maka tidak heran ada dugaan oknum di di kasus lain memalsukan tandatangan, juga ada yang dipanggil polisi, sedemikian hebatnya dinamika,” kata dia.
Syafrizal menganalogkan situasi di Minang, juga Unand, bak mamanjek batang pinang.
” Siapa yang naik ditarik agar jatuh, “katanya. Padahal panjek pinang sekarang sudah sokong-menyokong.
“Surat mosi itu dikirim ke WAG tapi tak ada yang merespon,” kata dia.