BUKITTINGGI – Sebenarnya sekolah kita di Bukittinggi sudah siap menghadapi Pembelajaran Tatap Muka 100 persen awal semester genap 10 Januari nanti.
Setiap daerah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka seratus persen, bila telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh SKB Empat Menteri yang terbit 21 Desember lalu.
Salah satu persyaratan yang belum dipenuhi oleh kota Bukittinggi dari SKB Empat Menteri adalah capaian vaksinasi bagi lansia belum mencapai tujuh puluh persen.
Hal itu disampaikan kepala Disdbikbu Kota Bukittinggi Melfi Abra kepada Singgalang melalui telepon selulernya lebih lanjut menjelaskan melihat kesiapan sekolah untuk menghadapi pembelajaran tatap muka seratus persen sebenarnya sudah siap.
Namun begitu, kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi itu kita tetap menunggu ketetapan dari Satgas Covid 19 kota Bukittinggi.
Tetapi berdasarkan penjelasan dari Kemendikbud RI melalui Sekjennya Suharti dalam kegiatan webinar Senin, (03/01) lalu pihaknya mendorong segera setiap sekolah dapat melaksanakan PTM seratus persen.
Namun, katanya PTM terbatas sesuai dengan SKB Empat Menteri terbaru yang baru dilaunching adalah, mulai Januari 2022 semua peserta didik satuan pendidikan pada PPKM level satu, dua dan tiga wajib melaksanakan PTM terbatas.
Jadi, Kabupaten/kota yang masih berada di level PPKM satu, dua dan tiga tetap wajib melaksanakan PTM secara terbatas.
Sementara itu, ketua Dewan Pendidikan Kota Bukittinggi H.Zulkifli Johneva mendukung terlaksananya pembelajaran tatap muka seratus persen.
Pasalnya, hampir seluruh orangtua murid di kota ini merindukan anaknya dapat belajar di sekolah seperti biasa kembali.
Walaupun demikian, kebijakan dan otoritas mengenai pembelajaran tatap muka seratus persen tetap berada pada Satgas Covid 19 kota Bukittinggi.
Bila, Satgas Covid 19 kota Bukittinggi memberi sinyal dan melihat kondisi pandemic covid 18 mulai membaik, tentu boleh belajar tatap muka seratus persen.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Bukititnggi itu yakin sekolah mampu melaksanakan pembelajaran kendati harus menerapkan protocol kesehatan secara ketat bagi warga sekolah yakni murid, guru dan pegawai administrasi. (as)