PADANG-Obesitas dan hipertensi menjadi penyakit paling banyak diderita masyarakat Sumbar sekarang ini. Hal itu menjadi perhatian cukup serius oleh Dinas Kesehatan Sumbar. Sebab dua penyakit tersebut banyak diderita usia produktif.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday menjelaskan angka penderita hipertensi hingga per triwulan ini mencapai 88,414 orang sedangkan yang menderita obesitas 41,488 orang.
“Banyaknya masyarakat Sumbar yang terkena hipertensi dan obesitas karena pola hidup tak sehat,” kata Merry, Rabu (16/2).
Dijelaskannya, saat ini jumlah penduduk Sumbar mencapai 5,5 juta jiwa, dari jumlah itu yang menjadi sasaran untuk disurvei sebanyak 3,8 juta orang. Sebab usia sasaran survei di atas 15 tahun.
“Angka ini berdasarkan surveilens PTM (Penyakit Tidak Menular) Dinkes Sumbar hingga per triwulan di 2019. Jumlah penderita naik dibanding 2018 lalu,” terang Merry.
Dijelaskanya, kunci untuk mengatasi penyakit hipertensi dan penyakit PTM lainnya adalah dengan mengentaskan obesitas. Kategori obesitas bisa dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. Salah satu cara mengetahuinya, bagi perempuan ukuran pinggang maksimal 80 CM, sedangkan untuk laki-laki maksimal 90 CM.
“Jika lingkaran perut seseroang lebih dari ukuran itu, maka mereka sudah masuk dalam kategori obesitas. Termasuk bagi laki-laki yang berperut buncit. Penyebab obesitas ini, kurangnya olahraga, pola makan tidak teratur, mengonsumsi makanan berkalori tinggi, bertambahnya usia, kurangnya tidur, hingga faktor genetik,” kata Merry.
Ditempat yang sama, dokter penyakit dalam RSUP M. Djamil Padang, Prof. Eva Decroli, menjelaskan, laki-laki buncit termasuk dalam obesitas. Karena itu dia mengimbau agar mereka banyak bergerak, minimal konsisten berolahraga untuk membakar 700 kalori setiap harinya.
Menurutnya, jika seseorang obesitas akan memudakan seseorang diserang penyakit. Mulai dari hipertensi, diabetes, darah tinggi, kanker, dan beragam penyakit lainnya. Maka untuk mengetahuinya, masyarakat harus menimbang berat badan berkala.
“Saat ini obesitas banyak menyerang anak-anak dan yang berumur 28 tahun. Jadi orangtua, jangan bangga bila anak-anak kita gemuk. Karena itu berbahaya. Makanya dari sekarang rajinlah bergerak atau berolahraga,” ujarnya. (hms sumbar*)