PADANG – Kepala Unit CSR PT Semen Padang Dedi M Siddiq mengatakan selain mengirim relawan TRC dan tim medis, PT Semen Padang juga mengirimkan tim trauma healing dari Unit CSR untuk membantu menghilangkan trauma yang dialami para korban terdampak bencana.
“Informasi yang kami dapat, ada sekitar 300 KK yang terdampak. Dan, kawan-kawan tim trauma healing dari CSR akan membantu menghilangkan trauma yang dialami para korban bencana. Begitu juga dengan tim medis yang nantinya akan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para korban,” katanya.
Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita juga menyebut bahwa relawan TRC Semen Padang, baik yang dilepas hari ini maupun yang telah berada di lokasi bencana, nantinya akan terus melakukan assesmen terhadap kebutuhan para korban banjir bandang dan lahar dingin yang terdampak.
“Disamping itu, relawan TRC itu juga diminta untuk terus membantu membersihkan material banjir bandang yang melanda pemukiman masyarakat dan fasilitas umum, serta membantu SAR gabungan dalam mencari korban yang dilaporkan masih hilang. Informasi yang kami terima pada Senin malam, masih ada 22 korban yang dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian,” katanya.
Seperti diketahui bahwa bencana banjir bandang lahar dingin terjadi di beberapa daerah di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar pada Sabtu (11/5/2024) malam. Data terbaru yang dirilis Basarnas pada Senin (13/5/2024) malam, sebanyak 50 orang korban ditemukan meninggal dunia, dan 22 orang masih dalam pencarian.
Kepala BMKG Dwikorita Karniwati dalam zoom bersama wartawan, Minggu (12/5/2024) malam, menyebut bahwa penyebab galodo bukan hanya erupsi, tapi juga pengaruh getaran gempa. BMKG mendeteksi gempa-gempa kecil di Gunung Marapi sehingga meretakkan batuan.
“Itulah sebabnya banjir bandang terjadi tidak di satu tempat. Kami sudah sampaikan beberapa kali, diingatkan, dan ini perlu diwaspadai, ternyata memang terjadi. Informasi kami ini bukan kabar penakut, tapi juga untuk seluruh Indonesia,” kata Dwikorita.
Dwikorita minta warga menghindar dari lokasi zona bahaya yang dideteksi BMKG, badan vulkanologi dan BPBD. “Menjauh dari bantaran sungai yang berhulu dari Marapi, Singgalang dan gunung lainnya. Ini diingatkan karena beberapa kali dalam bulan ini, terjadi guncangan gempa,” ujarnya. (*)