PADANG-Sebagian masyarakat Sumbar belum percaya akan adanya virus Covid-19. Berdasarkan hasil survei lembaga riset dan konsultan Spektrum Politika Institute, 39,9 persen masyarakat daerah ini mengatakan Covid-19, merupakan konspirasi atau persekongkolan dari negara-negara besar di dunia.
Menjawab hal itu Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi kepada Singgalang mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang Covid-19. Pekan lalu dinas kesehatan Sumbar telah melakukan sosialisasi
Aksi Derap Covid 19 yang melibatkan Bhabinkamtibmas, kader posyandu, penyuluh agama, kader Saka Bakti Husada dan relawan Covid 19.
“Mereka yang ikut sosisalisasi jumlahnya ribuan orang. Semuanya diharapkan sebagai pendorong atau motivator agar masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan melalui 3 M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir),” “sebut Arry Yuswandi, Senin (5/10).
Dijelaskannya, Aksi Derap Covid-19, program inovasi Dinas Kesehatan untuk memutus rantai penularan Covid 19. Derap singkatan dari kaDER tanggAP Covid-19. Derap artinya langkah yang tak berhenti.
“Derap artinya kita semua diharapkan selalu meyuarakan 3M kapanpun dan dimanapun. Sebab semua orang mempunyai tanggung jawab dalam menerapkan protokol kesehatan sehari-hari di tengah wabah sekarang ini. Harapannya dapat memutus mata rantai penularan Covid-19, mengingat angka positif Covid-19 terus naik tajam,” ujarnya.
Sosialisasi sudah dilakukan Dinkes Sumbar beberapa pekan lalu. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilakukan semua peserta diharapkan membuat program lanjutan di daerah masing-masing. Kegiatannya disesuaikan dengan kondisi daerahnya, sebab mereka yang tahu apa program yang cocok untuk masyarakatnya,” terang Arry, didamping Kasie Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar, Desra Elena SKM.
Melalui Aksi Kader Derap Covid-19 diharapkan semua orang bisa mematuhi protokol kesehatan. Dimana ketika mereka keluar rumah dan lupa membawa masker maka masyarakat merasa ada yang kurang. Seperti halnya ketika seseorang lupa membawa handphone, yang menjadi kebutuhan penting dalam beraktivitas.
“Kalau kita tak bawa handphone bekerja maka kita akan risau. Nah begitu pula hendaknya, ketika masyarakat lupa membawa masker, mereka akan kembali pulang dan mengambil masker untuk dipakai,” ujar Arry.
Laporan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal hingga Senin (5/10), mengatakan jumlah pasien positif sudah mencapai 7.348 orang.
Untuk zonasi sendiri, empat daerah kini masuk zona merah yakni Kota Padang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman dan
Kabupaten Agam.
Zona orange dengan risiko sedang 12 yaitu Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kabupaten Pasaman
Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman
Kabupaten Dharmasraya
Sedangkan zona kuning atau risiko rendah adalah Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. (hms.sumbar*)