JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan dalam sepekan ke depan (30 Januari – 6 Februari 2023) terdapat peningkatan intensitas hujan yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Adapun potensi hujan cenderung terdapat pada siang-malam hari.
Dalam laman www.bmkg.go.id
sebagaimana yang dikutip InfoPublik pada Rabu (1/2/2023) dijelaskan bahwa peningkatan curah hujan tersebut disebabkan oleh masuknya kembali aliran massa udara dingin dari Asia.
Beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat pada periode 30 Januari – 6 Februari 2023 antara lain sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara dan selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Oleh karena itu, Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es), serta dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan di wilayah:
• 31 Januari – 1 Februari : Aceh, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
• 2 – 3 Februari : Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
• 4 – 6 Februari : Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Selanjutnya, pada skala global, beberapa indeks masih menunjukkan nilai yang signifikan seperti SOI (+13.7) dan NINO (-0.56) cukup mendukung untuk pertumbuhan awan di wilayah Indonesia. MJO aktif pada kuadran 3 (Indian Ocean), menunjukkan kondisi yang signifikan terutama untuk Indonesia bagian barat, dan akan aktif pada kuadran 4 (Maritime Continent) dalam sepekan kedepan.
Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Kelvin diprakirakan aktif di sebagian wilayah Kalimantan, Sumatera bagian selatan, dan Sulawesi Tengah pada akhir pekan. Sedangkan gelombang Rossby Ekuator juga diprakirakan aktif di sebagian wilayah Banten bagian selatan dalam sepekan ke depan.
Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Bibit Siklon Tropis 94S di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung dan Bibit Siklon Tropis 95S terpantau berada di Samudra Hindia Selatan Jawa yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Samudra Hindia Barat Daya Sumatera hingga Samudra Hindia Selatan Jawa.
Selain itu, Kalimantan Barat yang membentuk daerah konvergensi memanjang di perairan Pulau Kalimantan bagian utara. Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Pesisir Barat Sumatera Barat hingga Bengkulu, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tenggara, NTB hingga NTT, serta
daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samdura Hindia Barat Daya Bengkulu.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.