Sepuluh  Duta UIN Imam Bonjol Belajar di Istanbul Foundation

FOTO BERSAMA - Pejabat Istanbul Foundation foto bersama dengan 10 mahasiswa UIN IB Padang. (ist)

 

Padang – 10 mahasiswa UIN Imam Bonjol yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti short course di Istanbul Foundation, Turkiye. Mahasiswa yang berangkat pada 15 Juli 2024 lalu itu, disambut langsung Pengurus Istanbul Foundation dan Mrs. Tugba Turkoglu.

Tugba sendiri pernah menjadi narasumber di berapa kegiatan UIN Imam Bonjol. Istanbul Foundation atau yang lebih lengkap bernama Istanbul ilim ve kültür vakfı, merupakan Yayasan Sains dan Kebudayaan Istanbul yang didirikan pada 1979 oleh Mustafa Sungur, Mehmet Emin Brinci dan Mehmet Nuri Güleç, yang merupakan murid dekat Bediüzzaman Said Nursi, di distrik Cağaloğlu, Istanbul.

Yayasan ini memberikan tempat untuk melaksanakan kegiatan di bidang ilmu pengetahuan, akademik, sosial, budaya dan seni dengan berbagai universitas dan institusi di seluruh dunia yang sesuai dengan visi dan misi belajar Istanbul ilim ve kültür vakfı, Turkey.

Kampus UIN Imam Bonjol Padang diterima untuk belajar dan menggali ilmu selama lima hari dari 17-21 Juli 2024. Selama lima hari, Pembelajaran yang diberikan oleh Istanbul Foundation tersebut lebih berfokus pada ajaran dari Bediüzzaman Said Nursi, yaitu menjelaskan biografi Said Nursi.
Pemahaman makna harfi dan makna ismi pada Risalah Al-Nur, pemahaman Ibadah dan Sholat pada Risalah Nur, Sunnah Nabi melalui Bediüzzaman Said Nursi dan materi terakhir tentang Metode Bediüzzaman Said Nursi dalam Berdakwah dan ajarannya.

Bediüzzaman Said Nursi, salah seorang ulama Turki yang ingin mempertahankan pendidikan Islam, di tengah gelombang arus sekulerisme yang sangat dikuat yang dibawa oleh presiden Turki saat itu, Mustafa Kemal Attaturk.

Sekulerisme merupakan pemahaman yang meninginkan pemisahan antara prinsip agama, dari urusan sipil ataupun negara, bahkan lebih cenderung menghilangkannya.

Pada kesempatan ini juga para mahasiswa mengasah kemampuan mereka dalam berbahasa Arab dan Inggris, membaca literasi Arab tanpa harakat, serta kesempatan mereka mengunjungi beberapa tempat yang penuh akan sejarah dunia. (Hendri)