PESSEL–Bakal calon Gubernur Sumbar, Epyardi Asda, menjadi tempat mengadu bagi masyarakat saat bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan (Sabtu, 22/6/2024). Epyardi pun mendengarkan dengan penuh perhatian segala persoalan yang disampaikan.
Niniak mamak Nagari Sungai Tunu, Alimal Dt. Sampono Bumi, mengatakan bahwa mengadukan masalah biaya pendidikan siswa berprestasi yang ingin lanjut kuliah, tetapi tak punya biaya. Ia juga mengadukan masalah rawan longsor di nagari tersebut sebagai daerah perbukitan. Ia meminta Epyardi untuk mencarikan jalan keluar atas masalah itu.
Sementara itu, Ketua Kerapatan Adat Nagari Sungai Tunu, Alwis Darwis Dt. manti Batuah, mengatakan bahwa lebih dari separuh sawah di daerah irigasi Koto Salapan di Ranah Pesisir belum dapat aliran air irigasi, terutama di Nagari Sungai Tunu. Ia menginformasikan bahwa irigasi kewenangan Pemprov Sumbar.
“Air irigasi sangat penting bagi Nagari Sungai Tunu karena padahal nagari ini lumbung padi di Kecamatan Ranah Pesisir. Rata-rata masyarakat di sini petani. Karena itu, mereka bergantung kepada air untuk bersawah. Selama ini masyarakat bersawah tadah hujan,” ujarnya.
Adapun Wali Nagari Pelangai Gadang, Toni Afrizal, mengadukan tidak adanya kontribusi PT Dempo Sumber Energi terhadap pembangunan nagari tersebut. Padahal, dulu ada perjanjian bagi hasil kepada nagari.
Maijon, warga Ranah Pesisir, mengadukan murahnya harga tiga komoditas unggulan di kecamatan itu, yakni kelapa sawit, beras, dan kelapa. Ia berharap Epyardi mencarikan solusi untuk menaikkan harga beli ketiga komoditas tersebut dari petani jika jadi gubernur.
Mereka kompak menyatakan bahwa sebagai masyarakat yang diwakili oleh Novermal Yuska, anggota DPRD Pessel dari PAN, mereka mendukung Epyardi jadi gubernur.
Epyardi menjawab satu per satu persoalan masyarakat yang disampaikan kepadanya. Mengenai biaya kuliah bagi siswa berprestasi, hal itu sudah ada dalam rencananya jika menjadi gubernur. Ia akan memberikan beasiswa melalui Baznas kepada siswa berprestasi yang ingin kuliah.
“Di Kabupaten Solok, kami memberikan beasiswa kepada siswa yang lulus di lima perguruan tinggi di Indonesia dan di Timur Tengah. Dananya dari Baznas,” ucap Epyardi.
Perihal longsor, Epyardi mengatakan bahwa ia akan menempatkan satu ekskavator di satu kecamatan jika jadi gubernur. Bagi daerah rawan longsor, ekskavator itu dapat digunakan untuk memindahkan material longsor dari jalan.
“Di Kabupaten Solok, saya menempatkan satu ekskavator untuk satu kecamatan. Minyak (BBM) ekskavatornya dibiayai oleh nagari dan perantau, operatornya digaji oleh pemerintah kabupaten. Ekskavator itu juga bisa digunakan untuk membuat jalan baru bagi masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, mengenai sawah di daerah irigasi yang belum mendapatkan aliran air irigasi, Epyardi berjanji untuk memperioritaskan perbaikan dan peningkatan daerah irigasi di Sumbar.