Selain itu, ajang ini dapat pula dijadikan sarana untuk menjaga kelestarian sekaligus menumbuhkembangkan budaya asli Minangkabau, khususnya, silek.
Dijelaskan Gubernur, produk-produk budaya dan kearifan lokal dari Sumbar, termasuk di dalamnya silek, satu-persatu mulai hilang seiring waktu. Khususnya silek, ia terus berkurang berbanding lurus dengan berkurangnya tuo-tuo silek (sesepuh silat). Hal ini, tegas Gubernur, harus dicegah.
“Pencegahan ini hanya bisa dilakukan dengan menjaga dan melestarikannya,” ujarnya. (yose)