Soal Priwisata, Pemprov Sumbar Cemburu pada Bali

DENPASAR – Provinsi Bali lebih dikenal oleh wisatawan asing dibandingkan nama Indonesia. Setiap saat provinsi ini dibanjiri turis asing.

Tahun 2024 ini, hingga Oktober jumlah kunjungan wisatawan asing sudah mencapai 5,2 juta. Sebelumnya per September 2024 sebanyak 4,7 juta. Sedangkan kunjungan wisatawan lokal hingga Agustus 2024 sebanyak 6 7 juta orang.

Besarnya arus wisatawan ke Bali membuat Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Provinsi Sumatera Barat mengaku cemburu.

“Bali hebat. Belanja pegawai lebih rendah dari PAD pariwisatanya, ini membuat kami di Sumbar cemburu kepada Bali, kok bisa? Sumbar juga kaya potensi pariwisata, tapi belum bisa membayang-bayangi Bali. Bali punya budaya khas, Sumbar begitu juga, tapi kami harus berlari kencang untuk mengejar hebatnya pariwisata Bali,” ujar Mursalim ketika melakukan studi tiru bersama wartawan yang tergabung dalam Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Perkumpulan Jurnalis Keterbukaan Informasi Publik (PJKIP) Sumbar di Kantor Kominfotik Provinsi Bali, Selasa (5/11).

Kehadiran tim studi tiru wartawan ini adalah untuk menggali hebatnya wisata Bali, sehingga bisa mengangkat pariwisata Sumbar.

Kedatangan para wartawan ini diterima dua dinas, yakni Kepala Bidang Humas, Publikasi dan Dokumentasi Komunikasi dan Informasi Doskominfotik Bali Kadek Suadnyana Purianto (KSP) dan mewakil Dinas Pariwisata Bali Ketut Yadnya Winarta.

Kedua pejabat tersebut menyampaikan terkait pemajuan pariwisata di Pulau Dewata tersebut.

Menjual Budaya

Ketut Yadnya Winarta dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali pada kesempatan itu mengatakan, Bali menjual pariwisata budaya, bukan alam dan bukan pula agama. Setiap aktivitas budaya di Bali dijadikan daya tarik wisatawan.

“Bali menjual wisata budaya, bukan alam dan agama. Di dalam budaya sudah mencakup alam dan agama. Desa adat 1.488, desa dinas 716, semuanya adalah daya tarik wisata,” katanya.

Di luar itu, faktor promosi sangat mendukung pariwisata di daerah itu. Pemerintah Provinsi Bali berani mengundang jurnalis dari berbagai negara untuk datang ke Bali, kemudian menulis tentang destinasi wisata apa adanya. Selain itu tentu juga melibatkan wartawan dan media setempat.

“Tanpa wartawan ini, kemajuan yang ada pada pariwisata Bali tidak akan berarti apa-apa,” kata Kadek Suadnyana Purianto.

Salah satu faktor kunci kesuksesan pariwisata Bali adalah kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri pariwisata.