PADANG ARO – Sosialisasi pemilu di daerah ujung Solok Selatan, Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari kemarin, tidak lagi diwarnai diskusi sengit soal ‘kotak suara kardus’. Diskusi yang bergulir, lebih banyak terkait penanganan keamanan pemilu.
Pantauan di tempat kegiatan, Kamis (20/12), hanya muncul satu pertanyaan terkait ‘kardus’. Itu pun langsung bisa terpahami seluruh peserta setelah diberikan jawaban dan alasan penggunaannya oleh Ketua KPU Sumbar, Amnasmen. Penggunaan kotak suara berbahan karton yang viral di media sosial, sepertinya sudah terpecahkan, masyarakat terlihat sudah bisa menerima kebijakan itu.
Persoalan yang mencuat justru menyangkut potensi konflik pemilu. Solok Selatan dianggap sebagai salah satu daerah ‘rawan’. Banyak kemungkinan konflik yang bisa terjasi. Antara peserta dengan peserta, pendukung calon dengan penyelenggara dan lainnya. Ketua KPU Sumbar, Amnasmen pun mengakui hal itu.
“Secara internal, kami memang menganggap daerah Solok Selatan termasuk daerah ‘rawan’ konflik,” katanya. Sepanjang sejarah pemilu di Solok Selatan, terdapat sejumlah catatan konflik. “Ada yang mobil penyelenggara di siram bensin, ada pengancaman, ada demo ke kantor penyelenggara pemilu dan beberapa catatan lainnya,” katanya.
Hal itu, harus menjadi serius semua pihak dalam pemilu tahun 2019. Amnasmen berharap, tokoh masyarakat, ninik mamak dan segenap pihak terkait, bisa bersama-sama mengantisipasi itu dan memberikan dukungan penuh untuk terselenggaranya pemilu 2019 yang aman dan damai.
Terkait kegiatan tetsebut, Ketua KPU Solok Selatan, Nila Puspita, menyebutkan bahwa kegiatan itu merupakan lanjutan dari serangkaian sosialisasi pemilu yang dilakukan KPU Solok Selatan.
“Kali ini untuk daerah sulit,” katanya.
Kegiatan hari itu untuk masyarakat di daerah paling ujung Solsel, yang sejumlah daerahnya memang sulit di jangkau dan jauh. “Alhamdulillah, dalam kegiatan ini bisa dihadiri langsung Ketua KPU Sumbar,” katanya. (rifki)