PADANG – Setidaknya ada enam komponen harus ada dalam profil lulusan yaitu spritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan kewirausahaan. Porsi akhlak menjadi perhatian utama dalam implementasi Kurikulum Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Ar Risalah Sumatera Barat.
Wacana tersebut mengemuka saat berlangsungnya workshop kurikulum program studi Ekonomi Syariah STEI Ar Risalah Sumatera Barat, yang berlangsung 02 Maret 202. Menurut Ketua STEI Ar Risalah Sumatera Barat, Ulyadi Yesmar workshop kali ini khusus membahas profil lulusan dan learning outcome lulusan. Sejumlah stakeholders dari akademisi, praktisi dan tokoh agama ikut andil dalam acara yang digelar di Rapim Yayasan Waqaf Ar Risalah.
Ketua Baznas Propinsi Sumatera Barat, Syamsul Bahri Khatib menekankan bahwa jika dilihat dari keseluruhan mata kuliah yang ada di kurikulum, sudah sangat bagus. Melalui kurikulum yang sudah dirancang sedemikian rupa, ia optimis akan lahir pakar atau tenaga ahli zakat dari STEI Ar Risalah.
“Porsi akhlak atau ekonomi dengan akhlak tinggi tetap harus dipertimbangkan ,”tegas guru besar UIN Imam Bonjol Padang itu.
Sementara itu pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang, Darmansyah mengusulkan implementasi kebijakan Kemdikbud tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada mata kuliah magang dapat dilakukan dengan cara mengkonversi Mata Kuliah (MK) Prodi yang dapat diperoleh saat magang. Sehingga nantinya dosen MK yang bersangkutan tidak lagi harus mengajar tetapi MK tersebut sudah diperoleh pada saat magang. Pemilihan MK yang akan dikonversi dari awal harus direncanakan secara matang.
“Pertukaran dosen dengan kampus yang berbeda juga dapat dianggap sebagai MBKM,” tutur Darmansyah.