Opini  

Stop Gagal Paham Soal Gadai, Kini Lahan Syariah pun Dituai

Kantor Pegadaian area Padang di bilangan Tarandam.

Oleh Gusnaldi Saman

wartawan topsatu.com

Dulu, masyarakat datang ke kantor Pegadaian mengendap-endap dengan rasa malu, karena tujuannya untuk berutang. Tapi kini, orang datang ke Pegadaian dengan rasa bangga, karena mereka ingin membuka dan mengembangkan usaha.

Betapa tidak, karena hal itulah yang pernah dirasakan seorang Amrid, 47, warga Tunggul Hitam, Kota Padang. Dulu, ketika masih kuliah di salah satu kampus ternama di Sumatera Barat, dia mengaku pernah menggadaikan televisi 21 inch ke Kantor Pegadaian di Padang, hanya berharap uang seratusan ribu rupiah.

“Cemas juga mendatangi kantor Pegadaian waktu itu. Takut ketahuan orang-orang. Jadi malu. Ini aset orang tua. Tapi untuk nambah uang kuliah, tak ada jalan lain. Terpaksa televisi digadaikan,” kenang Amrid, kepada Topsatu.com, Kamis (19/09/2024).

Katanya, sekitar tahun 2004, dia bersama seorang temannya datang mengendap-endap ke kantor Pegadaian area Padang, yang ketika itu terletak di kawasan Belakang Tangsi. Apa boleh buat, keluarga yang hidup pas-pasan, sungguh tak mampu sebenarnya untuk bisa membiayai kuliahnya.

“Hati ingin kuliah juga, uang tak punya. Ya, ke Pegadaianlah solusinya,” sebut Amrid, yang akhirnya televisi tersebut berhasil ditebus kembali, setelah beberapa bulan kemudian.

Bahkan dia menyebut, televisi yang kemudian dijualnya kepada salah seorang kakak seniornya di kampus, hingga saat ini masih menyala. Warnanya tetap bagus, dan masih dimanfaatkan, tentunya.

Beda dengan Amrid, seorang nasabah lainnya, Armen (46), yang dengan gigih kembali meneruskan usahanya berjualan kebutuhan sehari-hari di tempat tinggalnya di Jl. Dr. Soetomo No.49, Marapalam, Kota Padang, pasca kehidupannya dihantam badai pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Hal itu dilakukannya setelah memanfaatkan pembiayaan Ultra Mikro (Umi) dari Pegadaian.

Katanya, fitur kredit berlabel kreasi Umi itu bisa dijadikan solusi untuk mendapatkan tambahan modal untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seperti dirinya. “Ya benar saja, urusannya nggak ribet. Ajukan peminjaman, lalu ada yang survei melihat usaha kita. Besoknya dipanggil, langsung cair. Cukup jaminan BPKB motor. Dan saya pun minjem Rp7 juta. Angsurannya cukup bersahabat dengan sewa modal yang ringan,” aku Armen, kepada Topsatu, beberapa waktu lalu.

Dengan kepintaran seorang Armen melihat peluang itu ada, alhasil dia pun bisa mengembangkan usahanya. Hingga kini.

Dengan Mata Kekinian