SORE mulai menjelang. Lapak dan tenda yang ada lapangan parkir disudut Pasar Sawahlunto mulai ditempati pedagang pabukoan. Meski waktu, menunjukan pukul 14.30 WIB. Beragam makanan untuk berbuka puasa seperti, kolak dan serabi. Serta kalio dan dendeng ada di pasar musiman sekali dalam setahun itu.
Setiap kali bulan Ramadhan tiba lapangan parkir ini menjadi tempat berjualan pabukoan bagi pedagang musiman itu. Harganya, tidak mahal, dan cukup terjangkau bagi kalangan masyarakat, berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000 untuk setiap jenis makanan tertentu.
“Lumayan, dengan berjualan pabukoan saya bisa memperoleh untung sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000 sehari, “tutur Arni. Satu persatu, pedagang lapak tempat berjualan itu sudah terisi seluruhnya pedagang pabukoan yang siap menyajikan untuk pembeli sebagai panganan untuk berbuka puasa.
Sementara itu masyarakat yang belanja makanan untuk berbuka puasa mulai berdatangan. Ibu rumah tangga, lelaki dan anak-anak berbelanja menyusuri batas antara pedagang pabukoan. Setiap kali Ramadhan tiba, menjadi ‘ladang’ panen bagi pedagang pabukoan.
Beberapa warga yang ditemui, merasa terbantu adanya pasar pabukoan. “Kita cukup terbantu adanya pasar pabukoan. Pastinya, kita nggak perlu repot memasak menjelang berbuka. Belanja saja di pasar pabukoan dan tinggal memilih menu makanan untuk berbuka puasa, “ujar Andi, pegawai swasta yang masih bujangan ini.
Senja mulai menapak. Pasar pabukoan mulai sepi. Azan Magrib pun berkumandang dipelosok masjid, langgar dan mushalla, waktu berbuka puasa tiba.(armadison)