DHARMASRAYA – Anggota DPR RI dan BKKBN Provinsi Sumatera Barat terus melalukan upaya penurunan stunting di wilayah Dharmasraya, khususnya Sumatera Barat, secara maraton.
Selasa (13/6/2023) Anggota DPR RI dan BKKBN kembali menggelar Sosialisasi, Advokasi dan KIE penurunan Stunting Gedung Pertemuan Umum ( GPU) Kecamatan Sitiung.
Hadir pada kesempatan itu, Anggota DPR RI Komisi IX, dr. H. Suir Syam, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar diwakili Ketua Pokja Penelitian dan Pelatihan, Dra. Nurbaiti Djabang, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Dharmasraya diwakili Kepala Bidang PPKB, Yusni Sri Hartati, Camat Sitiung diwakili Sekcam, Adi Chandra, Wakapolsek Sitiung, Iptu Teguh Santoso, Walinagari Siguntur, Hamdan, berserta perangkat nagari setempat, Penyuluh KB, Kader2 KB, tokoh masyarakat, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, dan bundo kanduang.
“Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak pada 1000 hari kelahiran akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan tinda badan anak dibawah standar anak seusianya,” terang dr.Suir Syam.
Lanjut Suir Syam, untuk menciptakan generasi penerus Indonesia yang sehat dan bebas dari stunting semua pihak harus ikut terlibat
meminimalisir potensi stunting pada anak.
“Salah satu caranya adalah periksa kehamilan secara berkala, mengkomsumsi gizi seimbang dan memberikan ASI eksklusif enam bulan pertama kelahiran hingga usia 2 tahun,” terangnya.
Ia berharap apa yang didapat dalam kegiatan sosialisasi dapat disebarkan luaskan oleh para peserta kepada masyarakat agar penurunan angka stunting dapat ditekan atau dikurangi.
Sementara itu, Ketua Pokja Penelitian dan Pelatihan BKKBN Sumatera Barat Dra. Nurbaiti Djabang, menambahkan, saat ini Indonesia sudah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting hingga mencapai 21,6% pada tahun 2022 yang lalu, namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan agar angka kasus stunting di Indonesia terus mengalami penurunan.
“Mari terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan, kehamilan secara berkala agar potensi penyakit pada ibu dan calon bayi dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin,” pungkasnya. (roni)