JAKARTA – Setelah terkatung-katung cukup lama, akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan solusi penyelesaian hutang PT Istaka Karya (Persero).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terdapat beberapa skema untuk menuntaskan masalah yang dialami para kreditur yang berasal dari beragam usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang belum terselesaikan sejak 2013.
Salah satu usulannya adalah dengan melelang aset jaminan utang melalui Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA).
Setelah aset jaminan utang dilelang, kemudian dana hasil lelang tersebut sebagian akan digunakan untuk pembayaran kreditur-kreditur UMKM yang terdapat dalam daftar kreditur.
Dr. Trubus Rahadiansyah Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti menilai langkah berani yang dilakukan Menteri Erick untuk menyelesaikan hutang Istaka Karya yang mangkrak sejak lama patut diapresiasi.
Penyelesaian hutang yang dilakukan Erick ini merupakan wujud negara hadir untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di BUMN.
Selain itu menurut Trubus langkah Erick yang menjanjikan menyelesaikan hutang debitur UMKM di Istaka Karya ini menunjukan bahwa Menteri BUMN saat ini berani mengambil risiko.
Sebab selama ini management Istaka Karya tak berani bertanggung jawab terhadap hutang perseroan yang sangat besar.
Padahal selama ini penugasan yang dilakukan oleh Istaka Karya merupakan tugas Negara yang harus diselesaikan.
Bahkan 2 periode Menteri BUMN sebelum Erick juga tak tidak berani memberikan kepastian terhadap penyelesaian hutang Istaka Karya.
Padahal seharusnya Menteri BUMN sebelum Erick dapat mentelesaikan permasalahan hutang Istaka Karya ini.
“Berjanji untuk menyelesaikan hutang Istaka Karya sebenarnya memberikan risiko buat Erick. Namun karena penugasan BUMN merupakan tugas negara, Erick berani mengambil risiko untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah membelit Istaka Karya. Pasti apa yang dilakukan Erick atas sepengetahuan Presiden. Saya juga yakin Erick juga sudah melakukan koordiniasi dengan Kejaksaan Agung dan Kementrian Keuangan untuk menyeelesaikan permasalahan ini. Harusnya Menteri BUMN sebelum Erick dapat mengambil risiko agar permasalahan Istaka Karya tak berlarut-larut,” kata Trubus.