Hendri Nova
Wartawan Topsatu.com
Cuan… Itulah target akhir di setiap pebisnis, baik orang pribadi maupun organisasi. Jika tidak sukses meraih cuan, jangan harap bisa mampu bertahan, jabatan bisa lama digenggam.
Semua akan terhempas karam, dan akan terpuruk dalam kelamnya malam. Sebegitu benarlah kekuatan cuan, sehingga segala hal siap untuk dilakukan.
Hal itulah yang sukses digapai Pupuk Indonesia Grup, cuan setelah sukses melakukan trasformasi dengan beradaptasi di era distruptif. Usaha tak kenal lelah di 2021 berbuah cuan, dengan pendapatan melonjak tajam dibanding 2020.
Turut pernyataan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, pencapaian kinerja tersebut ditopang dari berbagai kinerja operasional yang sangat baik. Ia menyebut kinerja produksi, penjualan, peningkatan EBITDA, pendapatan, hingga laba, semua sukses mencapai target yang diinginkan.
Adapun kinerja produksi tahun 2021 mencapai 19,46 juta ton atau 100,8% dari target RKAP 2021. Rinciannya, produksi pupuk 12,24 juta ton dan amoniak 6,15 juta ton. Volume ini juga meningkat jika dibandingkan realisasi produksi tahun 2020 yang mencapai 19,38 juta ton.
Begitu juga dengan volume penjualan tahun 2021 yang mencapai 14,11 juta ton atau 100,8% dari target RKAP 2021. Rinciannya, penjualan pupuk subsidi 7,92 juta ton, pupuk non-subsidi 4,99 juta ton, dan non-pupuk 1,19 juta ton (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan sebagainya).
Ia mengatakan, cuan yang diperoleh tidak terlepas dari program transformasi bisnis perusahaan. Perusahaan yang ia pimpin sukses bertransformasi dari strategic holding menjadi activist holding.
Transformasi terlihat dari sentralisasi sejumlah bidang strategis, sukses menghasilkan value creation, atau nilai tambah bagi holding maupun anak perusahaan.
Proses transformasi ini juga berhasil mencatat kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA 2021 sebesar Rp14,18 triliun. Nilai ini jauh di atas realisasi EBITDA 2020 sebesar Rp9,81 triliun.
Peningkatan ini berasal dari penjualan sektor retail, baik melalui Retail Management maupun Program Makmur. Kemudian proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi asset.
Selain itu, upaya tersebut juga berkat perubahan mindset perusahaan dari sebelumnya production centric menjadi customer centric, atau menjadi perusahaan yang lebih berorientasi pada pelanggan. Dengan mindset baru ini, Pupuk Indonesia berhasil meningkatkan kinerja penjualan, terutama untuk pasar retail.