Sumbar Jadi Benteng Hijau Indonesia: Langkah Konkret Menuju Net Sink 2030

“Itu menunjukkan bahwa kelestarian kawasan hutan kita masih terjaga dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dalam menjaga kelestarian alam,” ujarnya.

Menurut Bappenas, Hasansatri menyampaikan bahwa hingga tahun 2024, Provinsi Sumbar berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 16,9 juta ton CO2 ekuivalen, melebihi target provinsi sebesar 14,1 juta ton CO2 ekuivalen yang ditetapkan untuk tahun 2030.

“Data ini menunjukkan keseriusan kita dalam mendukung target nasional. Saya minta kepada kita semua untuk bersama-sama mengawal pelaksanaan program ini dengan penuh tanggung jawab,” kata Hasansatri lagi.

Terakhir tak lupa Ia mengajak semua pihak mulai dari pemerintah masyarakat, sektor swasta, dan akademisi bersinergi dalam upaya pelestarian lingkungan dan penanggulangan perubahan iklim. “Dengan sinergi yang kuat InsayAllah kita dapat mewujudkan visi Sumbar yang lebih hijau, sejahtera, dan berkelanjutan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutan Provinsi Sumbar Yozarwardi, melaporkan bahwa kegiatan Penyadartahuan Indonesia’s Folu NET SINK 2030 dikuti oleh sebanyak 150 orang yang terdiri dari Sekretaris Daerah Kab/kota se-Sumbar, Kepala OPD terkait di Provinsi Sumbar, Perguruan Tinggi, Kepala UPT KLHK di Sumbar, Forum DAS, Kelompok Kerja Mangrove Daerah, dan peserta dari pihak swasta lainnya.

Yozarwardi berharap, melalui kegiatan ini diperoleh kesamaan persepsi antar OPD Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung capaian kinerja Indonesia’s Folu Net Sink 2030 untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari bagi generasi masa depan.

“Semoga program Folu Net Sink 2030 Indonesia menjadi jalan untuk kebaikan bersama, menjaga bumi ini untuk generasi mendatang,” ucapnya. (adpsb/cen)