PADANG – Hingga 5 Oktober 2018 realisasi cakupan pemberian vaksin MR di Sumbar baru mencapai 30,64 persen dari yang ditargetkan 71,28 persen. Daerah tertinggi cakupan pemberian vaksin yang berfungsi memberi kekebalan khusus, hingga kini masih Kabupaten Mentawai dengan realisasi 83,74 persen dari jumlah penduduk daerah kepulauan tersebut. sedangkan terendah Kota Bukittinggi.
Di Indonesia, Sumbar nomor dua terendah realisasi cakupan pemberian vaksin MR setelah Aceh. Sedangkan Provinsi tertinggi cakupannya, adalah Papua Barat, dengan realisasi 96,92 persen dari total penduduk
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menjelaskan masih rendahnya realisasi cakupan pelaksanaan vaksin MR karena adanya perbedaan keyakinan dari masyarakat.
“Yang jelas saya selaku Gubernur ingin semua masyarakat sehat, tapi kalau ada yang tidak mau anak-anaknya divaksin dengan alasan haram, kita juga tidak boleh memaksa. Sebab itu hak mereka. Namun yang jelas saya secara pribadi, untuk keluarga seperti anak-anak dan cucu sudah divaksin MR semua,” sebut Irwan Prayitno usai kegiatan rakor BBPOM Padang bersama instansi terkait Jumat (7/10).
Dijelaskannya, saat ini sudah ada edaran dari Menteri Kesehatan yang mengharuskan vaksin untuk anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Ditambah pula keluarnya fatwa MUI, yang membolehkan vaksin MR dengan alasan kondisi darurat.
“Kami pun membuat edaran agar pemberian vaksin MR dilakukan oleh kabupaten/kota, tentunya merujuk ke edaran Menkes dan Fatwa MUI tadi,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah sudah mengajak dan mengimbau masyarakat memberi vaksin MR, tapi ketika ada anak yang tidak divaksin terjangkit virus Rubella, maka masyarakat diminta untuk tidak menyalahkan pemerintah.
“Jauh-jauh hari kami sudah mengajak, mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksin MR. Jadi jangan salahkan kami kalau nantinya ada anak yang terjangkit karena tidak divaksin orangtuanya,” terang Irwan.
Lebih jauh dikatakannya, saat ini kondisi perkembangan kasus Rubella di Indonesia khususnya Sumbar adalah darurat.
“Kalau dalam kondisi darurat, babi pun dibolehkan jika seandainya tidak ada pilihan. Sekarang ini baru ada vaksin MR untuk mencegah virus Rubella. Kalau ada pilihan lain dan tidak mengandung unsur haram, pasti pemerintah menggunakan vaksin halal dimaksud,” sambungnya.
Irwan sendiri, sebagai orang nomorsatu di Sumbar tidak mau ambil risiko akan bahaya virus Rubella bagi keluarga besarnya. Atas alasan itulah seluruh anak dan cucunya diberi vaksin MR.
Senada dengan gubernur, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday pun mengakui belum maksimalnya realisasi pelaksaan pemberian vaksin MR karena masih rendahnya pemahaman orangtua tentang manfaat vaksin bagi anak-anaknya. (yuke)