Supardi Buka Kegiatan Program Pemberdayaan Sosial Bersama Pilar-pilar Sosial

Payakumbuh – Terjadinya persoalan sosial di tengah masyarakat Payakumbuh khususnya dan Sumatera Barat umumnya, seperti tingginya angka perceraian, LGBT dan kemiskinan ekstrem, merupakan dampak kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Apalagi masyarakat Minang yang terkenal dengan adat basandi syara dan syara basandi kitabullah itu, sudah mulai kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Ketika masyarakat memiliki kepekaan sosial, maka mereka akan cenderung lebih peduli terhadap sesama, membantu orang lain yang membutuhkan serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat untuk semua.

Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi, menyampaikan hal itu, Senin (15/7), saat membuka program pemberdayaan sosial bersama pilar-pilar sosial Kota Payakumbuh angkatan IX, yang digelar dinas sosial Provinsi Sumatera Barat, dengan tema “Melalui pertemuan pilar sosial kota tingkatkan kesejahteraan sosial pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS)”, di hotel Santika Bukittinggi, selama tiga hari.

Menurutnya, hari-hari ini di Sumatera Barat banyak persoalan sosial yang butuh perhatian bersama untuk dicarikan solusinya, diantaranya seperti stunting, narkoba, LGBT, angka pengangguran tinggi hingga kenakalan remaja. Bicara tentang stunting, mestinya hal ini tidak ditemui di Sumatera Barat, karena orang minang adalah masyarakat dengan ketahanan pangan yang kuat, mandiri dan dikenal memiliki kepekaan sosial yang tinggi. “Nenek moyang kita mengajarkan orang minang itu adalah orang yang mandiri, ketahananan pangan orang minang itu kuat. Kalau pun ada resesi, krisis moneter tidak akan masalah bagi orang minang,” ujarnya.

Dikatakan, orang Minang dengan filosofi rumah gadangnya minimal memiliki tiga rangkiang. Rangkiang pertama untuk cadangan beras rumah tangga, rangkiang kedua untuk bantuan sosial jika ada anak kemenakan yang membutuhkan bantuan, rangkiang ketiga untuk menghadapi bencana atau musibah yang bisa saja datang secara tak terduga. Kemudian area pekarangan rumah gadang itu, juga bisa dimanfaatkan untuk beternak dan bertanam sayur mayur.

“Jadi sesuai filosofi yang kita miliki, orang minang itu tidak ada yang miskin, tidak ada yang kelaparan, karena sudah ada cadangan pangannya. Jika hari ini Sumatera Barat stuntingnya tinggi, paradoks jadinya, berarti kepekaan sosial kita yang sudah jauh menurun,” katanya.

Selain itu, Supardi juga menegaskan, tingginya angka stunting tidak bisa disandarkan ke pemerintah saja untuk jalan keluarnya, namun dibutuhkan kepekaan sosial dari semua pihak sebagai kunci kesejahteraan sosial. “Termasuk mengatasi narkoba, LGBT dan persoalan yang lainnya, tidak bisa hanya ditumpangkan kepada dinas sosial atau pemerintah saja, butuh kepedulian kita secara bersama mengantisipasinya,” tambahnya.

Maka dari itu, kata Supardi, pentingnya bagi kita, terutama pilar-pilar sosial untuk mengutamakan kepekaan sosial ditengah-tengah masyarakat. Karena kepekaan sosial merupakan kemampuan individu atau kelompok untuk merasakan, memahami, dan bertindak terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain. Ini merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun keharmonisan dan kesejahteraan di masyarakat.

“Kota Payakumbuh butuh pemimpin yang visioner untuk memaksimalkan kepekaan sosial itu. Saya berharap pilar-pilar sosial ini sebagai ujung tombak kesejahteraan masyarakat mampu memberikan dukungan dan kontribusi yang nyata kepada masyarakat kota Payakumbuh, sehingga persoalan sosial bisa dibendung. Selain itu kita juga turut menghadirkan insan pers dalam kegiatan ini. Karena pers memiliki peran besar untuk menjalani kontrol sosial, baik untuk pemerintah atau masyarakat,” ucap Supardi lagi.

Sebelumnya, Ketua panitia penyelenggara M. Sampurno, menjelaskan dalam menangani masalah sosial butuh kerjasama dari masyarakat, terutama dari pilar-pilar sosial. Karena pilar-pilar sosial berperan penting dalam upaya mewujudkan kemandirian pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan pilar sosial yang diinisiasi ketua DPRD Sumbar menggunakan dana pokir ketua DPRD dan sangat berguna untuk para pilar sosial. Semoga setelah mengikuti kegiatan ini pilar-pilar sosial angkatan IX akan semakin semangat mendampingi masyarakat menyelesaikan persoalan sosial masyarakat,” cetusnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu Kepala dinas sosial provinsi Sumatera Barat Drs. Syaifullah, Kepala dinas sosial Kota Payakumbuh diwakili Kabid Sosial Tuti Erlina, serta puluhan perwakilan tokoh masyarakat dari masing-masing kelurahan di kecamatan Payakumbuh Barat dan kecamatan Lampasi Tigo Nagari (Latina). (bule)