JAKARTA, – Setelah bersilewaran berbagai komentar dan pendapat sebagai reaksi atas beredar video dan foto viral anak seorang artis yang jadi pengantin mengenakan suntiang anak daro Minang, namun dengan telanjang separo dada, akhirnya tokoh tokoh Minang di Jakarta menyikapi dengan arif untuk meredakan emosi.
Sebagaimana viral di media sosial, seorang anak artis yang dinikahi oleh salah seorang laki laki anggota keluarga Youtuber terkenal yang khabarnya berdarah Minang memakai suntiang anak daro, tapi tidak memakai pakaian anak daro yang tertutup arat. Si pengantin kelihatan memakai gaun yang menutup separoh dada kebawah, sementara separoh dada dan lehernya terbuka.
Mulai dari ribuan nitizen yang bereaksi keras, hingga Ketua Pengurus Bundo Kanduang Minang (PBKM) Jakarta Suherni Syam bahkan anggota DPR RI Hj. Nevi Zuairina berkomentar, “Terus terang kami orang minang di manapun bereda menyaksikan video viral perhelatan seorang selebriti memakai suntiang, prihatin dan menjadi tamparan bagi adat dan budaya minangkabau yang selalu terjaga, adat minang itu tak lakang dek paneh tak lapuk dek hujan,”ujar Hj Nevi Zuairina Rabu (32/7) 2024 kepada wartawan.
Ketua PBKM Jakarta menyebut ini adalah pelecehan yang menyinggung keminangkabaua Bundo Kanduang Minang “Ini pelecehan terhadap suntiang kita, suntiang ini adalah salah satu simbol adat kita, adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Mereka pakai suntiang dan baju adat, berciuman di depan umum itu tak bisa diterima ” ujar Suherni
Sebagai tanggungjawab selaku tokoh perempuan Minang di perantauan, Suherni kemudian mengundang beberapa tokoh membahas sikap orang Minang Jakarta menghadapi persoalan ini.
Maka pada Kamis (2/8) kemaren bertemu lah para tokoh Minang di Kantor Penghubung Pemda Sumbar di Hotel Balerong Jalan Matraman Jakarta. Hadir Bundo Suherni Syam SE (Ketua PBKM DKI Jakarta) , Angku Azmi Datuak Bagindo ( Ketua LAKM Jabodetabek), Drs.Darmilus Dumagek ( sekjen Daram), Letkol.Sri Depranoto ( Waka 2 Daram), Buya Nazwir Syam (Bendum Daram), Rafi Andri vcc1
( Bidang Lembaga Daram) Bundo Aswipa
(Humas PBKM DKI), Eka Putri Asnita
( Wkl Sekretaris PBKM-DKI)
Pada pertemuan itu berbicara para tokoh, mulai dari Angku Azmi DT Bagindo, sejarah asal usul pemakaian suntiang yang di mulai tahun 1960an. Azmi memahami ada yang memakai baju budaya Minang secara tidak pantas, tapi itu sebagai bentuk ketidaktahuan saja
“Ranah Minang kaya akan baju adat nagari, setiap nagari memiliki baju budaya masing-masing. Dengan terjadinya pemakaian Suntiang dengan baju yg bukan pantas di pakai oleh orang Minang itu bentuk ketidak tahuan dan juga sumbang (salah )” katanya
Selanjutnta Azmi mengatakan, berkenaan dengan tempat kejadian di luar Minang maka sangsi adat tak bisa dijatuhkan. “Karena ini terjadi bukan di ranah Minang jadi hukum adat Minang tidak bisa kita lakukan”
Solusinya adalah sosialisasi. “Disinilah tugas kita di rantau untuk mensosialisasikan dan memberikan pelatihan dan pembekalan ke wedding wedding dalam pemakaian Suntiang yg benar ” ujarnya.
Sedangkan tokoh lain yang memberikan pendapat adalah Darmilus Sumagek, yang mengajak semua untuk berkepala dingin dan bertabayun dengan keluarga yang memakai suntiang.” Karena ini yang memakai dia anak turunan Minang, jadi kita tabayun lah, kenapa dia memakainya dan bisa jadi orang tua tidak memberitahukan” katanya.
Dari pengarahan tokoh tokoh itu maka Suherni selalu ketua PBKM akan melakukan langkah langkah antisipasi agar hal yang sama tak terjadi lagi.
“Bundo Kanduang bisa mengadakan talk show dengan tema baju adat Minang termasuak Suntiang dan dengab mengundang wedding wedding yang ada di Jabodetabek” kata Suherni.
Kedua, perlunya di ajukan Hak Paten dari Suntiang ini. Dan juga sudah saatnya semuaa pernak pernik Budaya di Hak Patenkan, “Kita minta lembaga terkait apakah LKAAM Sumbar untuk mengajukan hak paten ” tambah nya.
Terakhir kata Suherni, perlunya disosialisasi kan baju adat ke semua anggota organisasi dan keluarga sendiri.
Harapan kita kedepan tidak adalagi yg melecehkan Suntiang Minang ini. “Masing masing keluarga Minang di rantau, perlu sosialisasi ke semua anggota, ” katanya (M.Khudri)