JAKARTA – Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar, menyebutkan pihaknya melakukan konservasi ikan bilih merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
“Dan, konservasi terhadap ikan endemik Danau Singkarak itu dilakukan karena populasinya terancam punah akibat eksploitasi yang dilakukan secara masif oleh nelayan di Danau Singkarak,” katanya.
Hal itu dikatakan saat PT Semen Padang meraih Penghargaan Subroto 2023 untuk kategori program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Terinovatif Komoditas Mineral Bukan Logam pada ajang Penganugerahan Penghargaan Subroto 2023 yang digelar Kementerian ESDM, Jumat (29/9).
Digelar secara hybrid di Jakarta, penghargaan tertinggi di sektor energi dan sumber daya mineral itu diserahkan oleh Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Letjen (Mar) (Purn) Bambang Suswantono, dan diterima oleh Direktur Utama PT Semen Padang Asri Mukhtar Dt Tumangguang Basa.
Acara penganugerahan tersebut dihadiri Menteri ESDM Arifin Tasrif yang hadir secara hybrid, Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian ESDM, serta sejumlah pimpinan perusahaan BUMN dan instansi penerima penghargaan Subroto 2023.
Untuk itu, PT Semen Padang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH), melakukan konservasi ikan bilih di area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT Semen Padang dengan membuat kolam ikan yang dilengkapi dengan tempat pemijahan.
“Selain kolam ikan, kami juga membuat laboratorium pemijahan. Hasilnya, sudah lebih dari 7000 ikan bilih hasil pemijahan yang telah disebar ke Danau Singkarak. Penyebaran ini dilakukan, bertujuan untuk mempertahankan ikan bilih sebagai mata pencarian masyarakat salingka Danau Singkarak dan juga untuk menjamin ketersediaan ikan bilih yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain menyebar ikan bilih hasil pemijahan, Asri Mukhtar juga menyampaikan bahwa PT Semen Padang juga membuat area suaka perikanan (reservat) di Jorong Batu Baraguang, Nagari Sumpur, Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar. “Pembuatan reservat ini juga sebagai bagian dari konservasi ikan bilih di habitat aslinya,” ungkap Asri Mukhtar. (*)