PADANG – Kanker Paru dan prostat banyak dialami pria. Salah satu pemicu diduga karena faktor merokok. Bagaimana cara menghentikan kebiasaan buruk bagi kesehatan itu? Terapis rokok Sumbar, Benni Warlis punya trik tersendiri dalam mengatasi masalah kaum Adam tersebut.
Caranya lewat sejumlah gerakan sambil membaca doa. Kemudian mengetuk titik di bagian atas kepala atau tepatnya di ubun-ubun dengan jemari. Lalu titik permulaan alis mata, di atas tulang samping mata, di bawah kelopak mata, di bawah hidung, Kemudian di antara dagu dan bagian bawah bibir, di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama. Gerakan berikutnya mengetuk bagian di bawah ketiak dan terakhir diperbatasan tulang dada dan bagian bawah payudara wanita.
“Lama ketukan untuk tiap bagian minimal 10 kali. Lakukan berulang sambil berdoa, meminta kepada Tuhan agar bisa berhenti merokok dan membayangkan rokok itu rasanya pahit,” kata Benni, yang juga Asisten II Setdaprov Sumbar.
Beberapa waktu lalu, Benny menggelar terap serentak untuk sejumlah perokok di lingkungan pemprov Sumbar dan instansi lain. Gerakan yang dilakukan Benni, diikuti peserta terapi. Setelah terapi selesai beberapa peserta khususnya laki-laki diminta ke depan. Satu persatu mereka ditanya dan disuruh meyulut api rokok. Rata-rata peserta itu merasakan pahit ketika menghisap rokok, sambil mengeluarkan ludah.
“Gimana rasanya Pak?” tanya Benni.
“Pahit. Manis rokok jadi hilang,” jawab salah seorang peserta.
Jawaban serupa pun diutarakan peserta lainnya. Meski demikian, ada pula yang belum merasakan pahit luar biasa.
Peserta itu butuh terapi lanjutan, agar sukses berhenti merokok.
Benni Warlis, selalu terapis mengaku sejak remaja telah menjadi perokok hingga bertahun-tahun lamanya. Meskipun telah dicoba untuk berhenti merokok, tetapi kebiasaan merokok merokok secara total sangat sulit. Apalagi, bagi seorang yang telah mengalami kecanduan. Akibat kebiasaan merokok tersebut dirinya menderita batuk tidak ada hentinya.
“Saya itu telah merokok sejak usia remaja hingga bertahun-tahun tidak berhenti merokok. Hingga gara-gara rokok saya pernah menderita batuk sampai berbulan-bulan lamanya,” ujar Therapist Anti Rokok, Benni Warlis, usai terapi massal di aula kantor gubernur.
Disebutkannya, merokok itu merupakan suatu kebiasaan yang pada akhirnya akan menjadi suatu karakter, di mana hal itu tidak terlepas dari sumber utamanya yakni pikiran.
“Bayangkan saja sudah dilarang istri dan anak kebiasaan merokok saya belum juga hilang. Bahkan, tidak bisa dilarang untuk berhenti. Dan, sejak saya batuk berkepanjangan itulah saya berpikir untuk mencoba berhenti,” ungkapnya yang juga merupakan Asisten II dilingkup Setdaprov Sumbar.