PASBAR — Ada berbagai alasan orang memilih calon gubernur. Di antara alasan-alasan itu ada alasan yang mungkin unik dan lucu bagi orang lain seperti alasan Arisman, warga Jorong Pemukiman Baru 1, Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Pasaman Barat. Ia memilih Nasrul Abit karena calon Gubernur Sumbar itu sering muncul di televisi.
Di hadapan Nasrul Abit, Arisman mengungkapkan alasannya itu. Berdasarkan catatannya, Nasrul Abit lebih sering muncul di televisi daripada Gurbernur Sumbar, Irwan Prayitno.
“Tadi pagi saya juga lihat Pak Nasrul Abit di TV One. Sebelumnya kami menonton beliau saat orang Sumbar jadi korban kerusuhan Wamena, Papua. Saat Liga Dangdut, Arif LIDA juga beliau yang mendampingi,” ujarnya, Rabu (24/11).
Arisman juga kagum terhadap kepedulian Nasrul Abit. Ia melihat Nasrul Abit selalu ada untuk menyelesaikan tragedi dan masalah sosial masyarakat Sumbar.
“Calon gubernur lain jarang nampak oleh saya. Maka, saya menjatuhkan pilihan kepada beliau dan saya mengajak seluruh masyarakat Pasaman Barat untuk memenangkan beliau. Mari kita pilih calon yang jelas sudah berbuat,” tuturnya.
Setelah mendengar pengakuan Arisman, Nasrul Abit tersenyum. Ia mengatakan bahwa kepeduliannya terhadap persoalan masyarakat Sumbar itu murni untuk masyarakat. Ia menyebut melakukan hal seperti itu sejak menjadi Bupati Pesisir Selatan.
“Saya dari keluarga miskin juga dulu, Pak, bahkan pernah putus sekolah. Saya tahu nasib orang miskin. Saya juga selalu masuk kampung berbaur dengan masyarakat. Itu cara saya agar selalu tahu dan merasakan nasib mereka,” ucapnya.
Nasrul Abit mengaku tidak bisa tenang kalau ada masyarakat yang sedang kesusahan. Ia membuktikan hal itu saat perantau Minang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua, tahun lalu.
“Masuk TV itu mungkin karena saya selalu terjun dalam setiap masalah masyarakat dan perantau,” kata Nasrul Abit berseloroh.
Pada kesempatan itu Nasrul Abit juga menyampaikan visi misinya bersama Indra Catri untuk mewujudkan Sumbar unggul untuk Semua.
“Visi misi kami ini untuk semua golongan, termasuk Bapak Ibu yang mayoritas penduduk transmigrasi di sini,” kata Nasrul Abit. (*)