“Ya, sangat kami sayangkan. Hal ini sangat merugikan kita semua. Namun saya akui sosialisasi dari manajemen masih kurang soal aturan penggunaan flare itu. Kami meminta kepada semua suporter memberikan dukungan tim kesayangan dengan cara yang cerdas dan santun,” ujar Nurman Anwarbay.
Ditambahkan Bule –sapaan Nurman Anwarbay- selaku orang yang dituakan di The Kmer’sbersama rekan-rekan sudah bekerja dengan maksimal.
“Ke depan dengan sanksi yang cukup berat ini bisa menjadi pembelajaran kita semua,” katanya.
Koordinator Suporter di PT KSSP, Arya Fahero juga sangat menyayangkan atas hukuman yang diterima klub.
“Jujur untuk kompetisi Liga 1 musim ini masih agak kurang, namun yang pasti soal regulasi setiap tahun membawa flare ke dalam stadion tidak pernah berubah alias tidak diperbolehkan, apalagi sampai membakarnya,” katanya.
Sungguh pun begitu, Arya mengakui bangga atas sikap kstaria yang disampaikan perwakilan fan yang datang ke kantor PT KSSP, Senin (17/6). “Mereka (kelompok suporter) dengan ksatria datang dan meminta maaf ke manajemen, bahkan membuat surat pernyataan yang intinya menyesali peristiwa itu yang menyebabkan kerugian besar bagi tim ,” kata Arya dihubungi secara terpisah pula kemarin.
Pada musim 2018 lalu saat Kabau Sirah masih berkompetisi di Liga 2 terkena denda Rp25 juta. Sedangkan di awal musim Liga 1 musim 2019 ini dan di partai pembuka kandang pula sudah terkena sanksi berupa denda Rp100 juta. Sebelumnya saat ikut di Piala Presiden lalu skuad Syafrianto Rusli sudah terkena denda sebesar Rp25 juta. Jadi, totalnya manajemen bakal mengeluarkan uang denda sebesar Rp125 juta.
“Ya, sebesar itu lah. Sangat-sangat merugikan kita kan,” tutup Rinold. (dede)