Sebelumnya Kepala BPBD Pasaman Barat Edi Busti saat jumpa pers pada Rabu (15/8) menegaskan thermo gun yang hilang pada Jumat (10/4) lalu diduga dicuri bukan dipinjam.
Ia menegaskan, thermo gun itu diduga dicuri tidak ada dipinjam. Apalagi rekaman CCTV terlihat ada tiga orang yang datang ke kantor BPBD pakai mobil sedan camry plat merah warna silver dan membongkar dua boks (dibawah tenda dan samping posko) serta mengambil thermo gun.
Ia mengatakan tiga orang itu pihaknya melihat mirip salah satu unsur pimpinan DPRD Pasaman Barat dan dua orang lagi mirip dengan ajudan dan supirnya.
“Kepastian siapa tiga orang itu tentu pihak penyidik di Polres Pasaman Barat yang akan memastikan karena kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian,” katanya.
Menurutnya pada Jumat (10/4) lalu salah satu unsur pimpinan DPRD Pasaman Barat menghubunginya melalui telephon meminta cairan disinfektan untuk penyemprotan di daerah Padang Lawas Kecamatan Luhak Nan Duo.
“Dalam pembicaraan itu tidak ada membahas masalah thermo gun. Jejak digital bisa dibuktikan,” tegasnya.
Kemudian sekitar pada pukul 08.00 WIB petugas piket datang dan melihat thermo gun di meja piket tidak ada.
Sebab pada 10 April 2020 saat itu kebetulan libur nasional (kenaikan Isa Al-Masih) dan petugas piket ditarik dari posko perbatasan untuk piket di kantor.
“Saya baru mengetahuinya pada Sabtu (11/4) dan saya perintahkan petugas menggantinya karena pertanggungjawaban aset pemerintah,” ujarnya.
Berdasarkan itulah maka anggota BPBD yang piket saat itu membuat laporan pengaduan ke Polres Pasaman Barat.
“Harga thermo gun saat awal covid-19 sekitar Rp3 juta karena barang langka dan sulit diperoleh. Makanya saya izinkan anggota membuat laporan pengaduan ke Polres Pasaman Barat,” pungkasnya. (ant/*)