SEJAK jalur By Pass Padang dibangun, kendaraan lebih memilih jalur ini sebagai alternatif. Jika padat merayap di pusat kota, pengendara akan menempuh jalur By Pass untuk dapat sampai ke arah utara maupun selatan.
Tak heran jika jalur By Pass yang dibangun sejak tahun 1990-an itu menjadi perlintasan bagi pengendara. Terutama di saat jam sibuk. Seperti menjelang jam masuk kantor, maupun waktu pulang kantor.
Apalagi, kawasan bagian timur Padang sudah mulai dipadati penduduk. Pascagempa 2009, warga yang berada di bagian barat (pinggir pantai), relatif banyak yang memilih eksodus ke arah timur. Menjauh dari bibir pantai dan mendiami daerah bagian timur. Tak heran populasi kendaraan menjadi tak terbendung di kawasan timur Padang.
Dan tak heran pula jika pada jam sibuk itu jalur By Pass dipadati kendaraan. Pada jam masuk kantor, warga yang berdomisili di arah timur, bergerak ke arah pusat kota. Saat jam pulang kerja, mereka bergeduru pulang ke arah timur. Semua bertumpu dan berkepusu di jalur By Pass. Tak aneh, jika kerap terjadi macet di By Pass di saat jam sibuk itu.
Macet di By Pass bukan lantaran karena sempitnya jalan. Akan tetapi karena kurangnya kesabaran pengendara. Terutama saat melewati persimpangan. Tak aneh jika di tiap persimpangan jalur By Pass kerap menjadi arena “uji nyali” bagi setiap pengendara. Tidak adanya lampu pengatur lalu lintas membuat pengendara seenak perut. Mencoba menyalip dan mendahului agar bisa sampai ke seberang jalan.
Arena “uji nyali” ini sudah tercipta cukup lama. Mereka yang memiliki keberanian lebih, akan merangsek masuk ke depan antrean kemacetan dan mencoba menghalangi kendaraan lain yang berlawanan arah. Biasanya, mereka yang berani, akan mudah lepas dari kemacetan. Namun begitu, ada juga yang tak beruntung. Kerap juga terjadi insiden kecelakaan di persimpangan jalan By Pass karena kurangnya perhitungan dalam berkendara.
Sejak Senin (7/1/2019) malam, arena “uji nyali” di By Pass tidak ada lagi. Pemerintah Kota Padang telah mengaktifkan lampu pengatur lalulintas di setiap persimpangan jalan By Pass. Seperti di simpang Balai Baru – Siteba, dan simpang Baznas. Sejak itu, kendaraan terlihat lebih tertib. Tidak ada lagi yang mencoba menyalip masuk. Berkat lampu pengatur lalulintas, tidak terjadi lagi kemacetan di persimpangan jalur By Pass.
Telah dipasangnya lampu pengatur lalulintas di jalur By Pass mendapat tanggapan positif dari warga. Banyak yang mendukung dan berterimakasih karena sudah terpasangnya lampu pengatur jalan itu.
“Alhamdulillah, tidak ada lagi arena “uji nyali” setelah ini,” kata Hendri, seorang warga Balaibaru.
Tia juga berujar sama. Wanita beranak satu ini berharap, dengan telah berfungsinya lampu pengatur jalan akan mendisiplinkan para pengendara. Tia juga berharap, lampu pengatur jalan ini terus berfungsi dan tidak mati.
“Semoga dapat dijaga dengan baik dan tidak rusak. Kalau rusak, tentu akan macet lagi,” sebut wanita yang berdomisili di Gunuang Sarik itu. (Charlie Ch. Legi)