Tiga Novel Karya Khairul Jasmi Masuk Dalam Daftar 10 Buku Terlaris

Melalui kisah novel KJ mengajak pembaca menyelami perjalanan hidup Rasuna Said, mulai dari masa kecilnya di Maninjau, Sumatera Barat, hingga sepak terjangnya di dunia politik dan pendidikan.

Ketiga novel itu merupakan sedikit dari sederetan karya KJ lainnya. Ia telah lama menjadi penulis yang aktif menelurkan karya. Ia telah melahirkan banyak cerpen, sajak, novel dan buku non fiksi.

Beberapa buku KJ lainnya, diantarnya, Lonceng Cinta di Sekolah Guru (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Pesona Jilbab dari Padang (Pemerintah Kota Padang, 2012), Upaya Memulihkan Ranah Minang, Rehab Rekon Sumatera Barat Pascagempa September 2009 (Kimpraswil Sumbar-BNPB, 2010).

Kemudian Surau (Republika, 2005), Eurico Gueteres, Melintas Badai Politik Indonesia (Pustaka Sinar Harapan, 2002), Ketika Jenderal Pulang (Citrabudaya, 1999).

Dalam beberapa tahun belakangan ia mulai menuliskan novel biografi ulama-ulama besar Minangkabau dan juga tokoh besar lainnya, mulai dari novel Inyiak Sang Pejuang, Syekh Sulaiman Arrasuli yang diterbitkan Republika pada Tahun 2020.

Lalu, novel Perempuan yang Mendahului Zaman, Syekhah Rahmah el Yunusiyyah, Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia, Diniyyah Puteri (Republika, 2020).

Novel Syekh Ibrahim Musa Parabek, Sang Ulama Penggerak (Republika, 2022).

Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi, Guru Para Ulama Indonesia (Republika, 2023).

Bagi KJ sejarah adalah histori atau kisah, bukan ilmu murni. Sejarah adalah kisah, dikisahkan sedemikan rupa seperti film. Ada film yang diangkat dari kisah nyata, novel biografi juga, diangkat dari kisah nyata.

“Dengan membaca novel biografi, tidak hanya bertemu dengan kumpulan informasi berupa data dan fakta, tetapi memperoleh tawaran-tawaran pemikiran alternatif dalam kerangka permasalahan kehidupan yang lebih luas,” katanya.

Ada juga yang menyatakan, novel biografi sebagai salah satu wujud karya sastra yang muncul karena kegelisahan individual.