PADANG – Mau jadi gubernur buat visi misi, diupahkan pada ahli disurvei. Tukang survei masuk ke nagari. Tak usahlah.
Begini saja, kalau jadi gubernur bisa tidak menolong ekonomi rakyat. Caranya? Makanya ape gue kate, tak usah tinggi benar angan-angan. Biasa-biasa saja tapi bajaso dek rakyat.
Kemarin Fakrizal bicara soal pupuk, pasar pertanian dan sekarang UMKM. Pemerintah punya daftarnya tapi daftar saja, tolongnya sedikit doang.
Jangan hanya cerita. Begini: UMKM itu yang perlu sekarang cukup 3 saja. Modal, manajemen dan pasar. Bahkan pasar sudah mereka cari sendiri. Uang, modal, tak ada. Mau buka usaha mereka mati langkah.
Maka modal ada di bank, tapi bank kita sampilik kariang. Fakhrizal bisa atasi ini, kalau bank tak mau, jangan berusaha di Sumbar. Ini untuk rakyat. Bahwa selama ini sudah ada, iya. Tapi, indak jalan. Kalau pun jalan bantuak cipuik.
UMKM kuliner, pakaian, asesoris dan oleh-oleh serta usaha-usaha pertanian, harus seriuslah. Selama ini dimabuk mimpi saja rakyat.
Bappeda harus jadi tungku kebijakan, kalau tak begitu, apa gunanya bappeda itu. Harus pintar. Harus punya wawasan.
Apalagi? Kita telah punya peta tingkat UMKM tapi harus dijaga akurasinya tahun ke tahun. Pendekatannya ke bawah jangan per proyek tapi per hati. Hati bekerja untuk rakyat. Jangan bergerak sedikit ditanya uang jalan. Rapat, pakai honor. Matilah bangsa ini kalau semua pakai honor. Oke pakai honor tapi tak ada gaji, mau? Gaji iya, honor iya, semua iya tapi hasil tak seberapa
Fakhrizal akan menata pola kepedulian pemerintah pada UMKM bukan sekadar janji. Caranya dinas terkait dalam dua bulan pertama harus memberikan data akurat dan kemudian dibedah oleh ahli dan perbankan. UMKM jangan mengemis-ngemis pada bank, menetes air mata nenek moyang kita. Banklah yang harus datang.
Bank tak sekadar mencairkan kredit. Tetapi dipapah UMKM ini agar manjujuik. Tunjukkan cara mengelola keuangan dengan baik. Sehingga jelas berapa modal satu produk, dan berapa margin laba yang cocok. Dengan demikian harga produk UMKM kita bersaing. Jangan muncul image bagi wisatawan, harga produk lokal mahal.
Tak hanya keuangan. Tunjukkan juga oleh perbankan bagaimana UMKM mengemas produk agar kekinian. Disukai banyak orang. Jadi brand, seperti yang anak-anak muda lakukan pada Tangkelek. Sudah mendunia barangnya.
Toh, keberadaan UMKM salah satu peluang bagi dunia kerja. Ribuan anak-anak muda Sumbar lulus sarjana tiap tahunnya, belum lagi tamat SLTA. Mereka dipaksa buka usaha, tak melulu jadi PNS. Tetapi modal tak ada, kepandaian satangah-satangah.