INGGRIS datang dengan semangat baru menghadang Piala Dunia 2018, dan optimis capaian mereka tahun ini akan jauh lebih baik. Jalan pertama terbentang, katika mereka berada di Grup G yang relatif ringan. Mereka hanya akan bersaing ketat dengan Belgia, dua tim lainnya Tunisia dan Panama, mungkin hanya akan jadi pelengkap.
Tunisia, seharusnya bisa jadi ladang tiga angka pertama bagi pasukan Gareth Southgate. Tak ada yang kurang dari Inggris untuk menang atas salah satu wakil Afrika itu. Unggul materi pemain, beda kelas, track record Piala Dunia, adalah sisi keunggulan Inggris.
Kalau ada yang kurang pada Inggris, jika dilihat dari kiprah mereka sebelum-sebelumnya di turnamen besar adalah fighting spirit yang tidak maksimal di lapangan. Inggris adalah tim “selebriti” yang sering berkutat dengan masalah internal tim.
Bagi tim kerajaan yang satu ini, tak memandang Piala Dunia dengan antusias yang cukup. Tak ada istilah “Over my dead body” bagi pemain Inggris di lapangan. Jangan terlalu berharap pada mereka spirit yang spartan bertarung selama 90 menit belum berakhir.
Hal itulah yang coba dibangkitkan Gareth Southgate, dengan pemain-pemain muka baru, setelah nama-nama besar seperti Wayne Rooney, Franbk Lampard, Steven Gerrard, James Milner, Michael Carrick, dan lain-lain pensiun dari Timnas.
Satu lagi yang mungkin bisa jadi kendala “The Three Lions, adalah faktor kelelahan. Padatnya agenda kompetisi domestik, ditambah kompetisi level Eropa, membuat para pemain Inggris tampil di Piala Dunia dengan sisa-sisa tenaga.
Tapi setidaknya, hasil melawan Tunisia akan menjadi gambaran prospek Inggris ke depan, sampai dimana kiprah mereka di Piala Dunia kali ini. Secara teknis, mungkin bisa menang Tunisia yang juga datang dengan persiapan pas-pasan ke Rusia.
Bahkan Tunisia datang tanpa pemain terbaiknya. Youssef Msakni. Pelatih Tunisa sendiri menyebut, cederanya pemain terbaiknya itu sehingga tak bisa dibawa ke Rusia, analogi timnya sama seperti Portugal tanpa Cristiano Ronaldo atau Argentina tanpa Lionel Messi.
Rasa pesimis berlebihan dari pelatih Tunisia, yang sepertinya membuka jalan bagi Inggris untuk menang. Setidaknya hasil pertemuan mereka di Piala Dunia 1998, dimana Inggris menang 2-0 atas Tunisia akan bisa terulang.(*)