Padang  

Unand Dukung Penurunan Stunting di Mentawai dengan Optimalisasi Pangan Lokal

FOTO BERSAMA - Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unand, Dr. Fajri Muharja dan anggota tim lainnya, foto bersama di sela-sela acara. (Ist)

 

PADANG – Universitas Andalas (Unand) kembali menunjukkan dedikasinya dalam mendukung pembangunan daerah, dengan membantu percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Melalui pendekatan optimalisasi pemanfaatan pangan lokal, Unand berkolaborasi dengan berbagai pihak, berupaya mengatasi masalah gizi kronis yang menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.

Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat angka prevalensi stunting tertinggi di Sumatera Barat (Sumbar). Faktor seperti keterbatasan akses geografis, minimnya fasilitas kesehatan, dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola makan bergizi, menjadi hambatan utama.

“Padahal wilayah ini kaya akan sumber daya alam, termasuk hasil laut seperti ikan, yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kebutuhan gizi masyarakat,” kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unand, Dr. Fajri Muharja, kepada topsatu, Rabu (18/12).

Ia mengatakan, dalam rangka mendukung program pemerintah, Unand menginisiasi pelatihan pengolahan pangan berbasis ikan. Program ini melibatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat setempat. Produk seperti bakso, nugget, dan abon ikan tuna menjadi hasil utama dari pelatihan ini.

“Produk olahan tersebut dipilih karena memiliki kandungan gizi tinggi serta digemari anak-anak, sehingga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka,” tambahnya.

Produk-produk olahan ini nantinya akan dijadikan alternatif makanan tambahan di posyandu, di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Mentawai. Selain itu, Unand turut menyerahpinjamkan sejumlah peralatan produksi seperti freezer, mesin vacuum sealer, chopper, dan blender kepada masyarakat setempat.

“Peralatan ini bertujuan mendukung keberlanjutan produksi pangan lokal di wilayah tersebut,” kata Rini Rahmahdian, salah satu anggota tim pengabdian.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam menurunkan angka stunting di Mentawai.

“Optimalisasi pangan lokal tidak hanya menjadi solusi gizi, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang,” jelasnya.

Program pengabdian yang berlangsung pada 25-26 November 2024 ini mendapatkan apresiasi besar dari Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Desti Seminora. Ia berharap program ini dapat menjadi langkah awal untuk menurunkan angka stunting dan menciptakan kemandirian pangan berbasis lokal secara berkelanjutan.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Universitas Andalas. Dengan program ini, kami optimis dapat memperbaiki kualitas gizi anak-anak Mentawai, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada,” ujar Desti Seminora.