PADANG-UNHCR, Badan PBB untuk urusan pengungsi PBB, meluncurkan Laporan Tahunan Filantropi Islam 2023 melalui sebuah kegiatan khusus yang diadakan di Jakarta, dengan peserta dari berbagai organisasi Islam terkemuka dari kawasan Asia-Pasifik.
Melalui acara ini, UNHCR menyoroti pentingnya mitra filantropi Islam, dalam memberikan dampak bagi kehidupan para pengungsi dan orang-orang terpaksa melakukan pelarian yang rentan di Asia dan di seluruh dunia.
UNHCR telah membantu 1.595.778 pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di lebih dari 20 negara secara global, melalui distribusi zakat dan sadaqah yang diterima pada 2022 dari mitra-mitra berbasis Islam yang begitu dermawan.
Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia mengatakan, sejak 2021 UNHCR Indonesia telah bermitra dengan lebih dari 12 organisasi Islam yang berbeda. Dukungan ini memungkinkan untuk memberikan dampak bagi kehidupan orang – orang yang terpaksa mengungsi di Indonesia dan di seluruh dunia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kontribusi anda dan untuk berdiri dalam solidaritas bersama dengan perjuangan para pengungsi. Saya sangat percaya pada kemampuan komunitas Muslim yang berada di Asia dan Pasifik untuk bersatu membantu mereka yang membutuhkan dan mendorong perubahan,” kata Ann Maymann, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia.
Perwakilan dari yayasan Islam dan organisasi terkemuka lainnya dari Indonesia, Malaysia dan Singapura turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Mereka menggarisbawahi dampak keuangan sosial Islam terhadap pengungsi dan pengungsi internal yang rentan di Asia dan di seluruh dunia.
Sementara Khaled Khalifa, Penasihat Senior dan Perwakilan UNHCR untuk Dewan Kerjasama Negara – Negara Teluk mengatakan, tren pengungsian terus meningkat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.
“Pada 2022, kami melampaui titik paling tragis dimana lebih dari 100 juta orang secara global terpaksa mengungsi, lebih dari 50% berasal dari negara-negara mayoritas Muslim. Dalam komunitas internasional, filantropi Islam mampu menawarkan solusi yang berharga dalam menanggapi krisis kemanusiaan,” katanya.
UNHCR meluncurkan dana zakat pengungsi sebagai alat kemitraan yang kredibel, sesuai aturan zakat, dan efektif untuk memanfaatkan kekuatan zakat dan sadaqah dalam membantu pengungsi penerima manfaat dan populasi pengungsi internal.
Sejak peluncuran pertama Refugee Zakat Fund pada 2017, kontribusi zakat dan sadaqah dari mitra donor telah memungkinkan UNHCR untuk mendukung lebih dari 6 juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara.
Selain itu, dana zakat dan sadaqah yang diterima UNHCR berkontribusi terhadap realisasi beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Terutama, Tanpa Kemiskinan (SDG 1), Tanpa Kelaparan (SDG 2), Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik (SDG 3), Pendidikan yang Berkualitas (SDG 4), Kesetaraan Gender (SDG 5), dan Air Bersih dan Sanitasi (SDG 6).
Pada 2023, kebutuhan global UNHCR meningkat menjadi $10,2 miliar untuk membantu sekitar 117,3 juta pengungsi, pengungsi internal, dan orang lain di bawah mandat UNHCR.
Termasuk lebih dari $2,7 miliar yang dibutuhkan di negara-negara di mana UNHCR mendistribusikan zakat dan sadaqah, untuk membantu lebih dari 17 juta pengungsi dan pengungsi internal dengan berbagai intervensi, termasuk bantuan tunai yang sangat dibutuhkan dan barang-barang penting lainnya. (*)