PADANG-Sumatera Barat harus maju, seirama dengan semakin majunya daerah sekitar. Untuk mempercepat hal itu, secara bersama-sama dan dengan kesadaran penuh, perubahan midset (pola pikir) harus dilakukan. Bacalah segala sesuatu itu dengan aura positif terlebih dahulu.
Ini terungkap dalam dialog santai antara Jaringan Pemred Sumbar (JPS), di Elf Coffee, Rabu 19/2 di Padang.
Memang kemarin giliran Dirut PT Semen Padang Yosviandri bersama Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi dan jajaran perusahaan berdiskusi tentang Semen Padang dan Sumbar ke depan dengan JPS.
Kopi darat (kopdar) JPS dengan Dirut dan Komisaris PT. SP dipandu oleh Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT. SP Nur Anita Rahmawati. Ia menekankan pertemuannya bertajuk silaturahmi tapi sarat pencerahan untuk memberikan masukan kepada JPS sebelum FGD Series di Jakarta, Kamis-Sabtu ini.
Sedangkan Pemred Harian Haluan Rakhmatul Akbar membuka dialog mengatakan JPS wadah cair yang ingin mengangkat kegelisahan Sumbar diberbagai sektor.
“Bertemu manajemen Semen Padang merupakan hal penting, karena siapa pun tahu selama ini PT. Semen Padang termasuk tumpuan utama ekonomi Sumbar, dari diskusi di ranah, mulai Kamis siang kita mengelaborasi pemikirian tokoh dan profesional di rantau untuk ditabulasi sebagai rekomendasi kepada siapa saja calon kepala daerah Sumbar ke depan,”ujar Rakhamarul Akbar.
Dirut PT SP Yosviandri mengawali paparan dengan menyentil anggapan PT Semen Padang itu sokuguru ekonomi Sumbar.
“Kalau itu terus dikoarkan, justru membuat potensi yang lain Sumbar tidak tergarap padahal potensi itu banyak sebenarnya,”ujar Yosviandri yang cukup piawai berbaur dengan pers di Sumbar.
Bahkan, katanya, dalam setiap kata tulisan di medsos atau WAG mestinya jangan diputus dulu sebelum selesai, karena ketika sesuatu sudah viral, sementara substansinya datang belakangan, susah mengembalikan ke fakta sebenarnya.
“Saya yakin JPS mampu menjadi penyampai kabar yang proporsional dan profesional nan independen,”ujar Yosviandri.
Bahkan pro kontra Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 7 persen bukan sesuatu yang sulit. “Terpenting mau dan semua stakeholder satu visi, jangan belum apa-apa dibully, untuk menumbuhkan PE 7 persen mindset Minangkabau harus kita usahakan bersama untuk mengubahnya. Jika tidak, maka makin ke depan bisa saja Sumbar semakin tergilas oleh kemajuan zaman,”ujar Yosviandri.
Yosviandri menekankan begitu sudah keputusan maka itu harus dijalankan, berapa pun berat dibully atau dicerca media sosial. “Kita harus paham dari segi geografis memang Sumbar kurang menguntungkan buat investasi, tapi hal itu tertolak oleh PT Semen Padang karena dijadikan tantangan, terbukti semen sebagai industri besar tetap survive dan beri keuntungan, karena mampu mengembangkan networking dan bisnis turunan selain produksi semen tok,”ujar Yosviandri.