Ia mengatakan bahwa hal itu berkaitan dengan harga tomat cukup lama tinggi karena petani di Padang Panjang dan Tanah Datar tidak bisa menanam tomat karena faktor bencana.
“Maka, petani Solok banyak menanam. Sekarang kita over produksi sehingga harga anjlok, termasuk di Jawa juga ikut panen. Dulu harganya sempat Rp12 ribu per kg, tapi sekarang harga di petani kita Rp700 dan Rp1.200 di pedagang,” ucapnya.
Kenegi mengatakan bahwa diperlukan pola tanam yang penerapannya bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya lahan secara optimal, efektif, dan efisien untuk menghindari risiko kegagalan panen dalam sistem usaha tani karena hanya mengusahakan satu jenis tanaman dalam satuan waktu tertentu. (r)