TUA PEJAT – Wakil Bupati Kortanius Sabeleake mengajak para pemandu wisata untuk mengkampanyekan rasa aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Mentawai.
Hal itu ia ungkapkan kala membuka pelatihan pemandu wisata Badan Penyelamatan Wisata Tirta (Balawista) yang diikuti oleh 40 orang pemandu wisata lokal Mentawai, di Aula Kantor Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara, Senin (25 /3).
Menurut Wabup, dengan tercipanya rasa aman bagi wisatawan, nama Mentawai yang terkenal dengan wisata bahari serta ombak yang berskala internasional itu akan semakin dilirik oleh banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“Yang harus dipahami tidak hanya secara logika, tetapi harus dihayati betul bahwa kita tidak hanya menjaga orang dan hati kita, orang lain dan mendidik hati orang lain. Kita dorong juga keluarga, tetangga serta masyarakat yang lain, semua. Harus mengkampanyekan daeaah kita aman, tidak ada kerusakan, tidak ada maling. Kalau itu terbangun di lingkungan masyarakat, semua orang lain akan banyak datang ke Mentawai, mereka akan butuh penginapan, mereka akan sewa segala macam. Itu tentu menciptakan pendapatan bagi masyarakat. Semua kita mendapatkan manfaat dari itu,” ujar Korta.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Mentawai, Joni Anwar. Dia menuturkan, pelatihan pemandu wisata Badan Penyelamatan Wisata Tirta (Balawista) ini bertujuan untuk memberikan keterampilan pengawasan, penyelamatan dan pertolongan kepada wisatawan.
“Kegiatan ini diikuti sekira 40 orang peserta dan akan diberikan pelatihan selama 4 hari dan meminta agar peserta bisa mengikuti dengan baik serta mempraktekkan ilmu yang di dapat. Untuk itu, ikuti lah pelatihan ini dengan hati karna pelatihan ini bersifat kemanusian, untuk menolong wisatawan yang mendapatkan musibah, “terang Joni.
Balawista sendiri merupakan salah satu unsur pemandu keselamatan penting selain Basarnas, Polri, Sarda dan unsur SAR lainnya. Adapun tugas mereka bersentuhan langsung dengan keselamatan pengunjung, atau dengan kata lain, Balawista dikenal dengan Bay Watch (penjaga pantai).
“Balawista kalau diartikan sama dengan Bay Watch. Balawista ini pada prinsipnya kita mulai dari persiapan bagaimana bentuk pantainya. Kita harus bisa memetakan zona aman dan tidaknya bagi wisatawan yang berkunjung, menandai dengan bendera. Dimana zona yang aman bagi wisatawan untuk berenang dan tidak aman, agar bisa mengurangi resiko kecelakaan di lokasi wisata. Para peserta akan diberikan juga materi cara memberikan pertolongan pertama bagi korban yang mengalami kecelakaan,” terang salah seorang narssumber pelatihan Balawista, I Made Suparka yang didatangkan dari Balawista Badung, Bali. (Ricky)