Tuhan sangat tahu bagaimana menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis jika berjalan dalam syariat nya. Orang tua memberi budi, anak menciptakan mimpi.
Sekarang, si anak tengah bersiap untuk menciptakan mimpi itu. Mimpi-mimpi yang masih dipendam oleh jutaan urang minang di seluruh dunia. Membangkitkan kembali kejayaan ranah minang.
Fakhrizal menyampaikan kepada Sabri dan Asni, tujuannya untuk menjadi Gubernur Sumatera Barat tak lain untuk menghadirkan dan menyatukan kembali cendikiawan dan intelektual minang. Membangun gezah Minangkabau lagi yang kini tengah tertidur pulas. Menjadi leader bagi Indonesia dan mewujudkan kemerdekaan 100 persen sesuai cita-cita pejuang 1945 terdahulu.
Tangan diraih, gayung diambil. Fakhrizal punya mimpi-mimpi yang tak hadir di hati dan pikiran orang minang lainnya. Dididik tegas dan keras ala militer oleh sang ayah, Sabri yang dulu Tentara. Tahu benar, Fakhrizal untuk menghadirkan kehidupan yang adil dan beradab dalam persatuan Indonesia.
Dibentuk sebagai urang Minang oleh mamak-mamak. Paham betul posisikan diri nantinya jika menjadi seorang pemimpin yang ditinggikan sarantiang, di dahulu kan salangkah.
“Insya Allah. Jika Allah SWT memberikan amanah untuk menjabat sebagai Gubernur, nilai-nilai kemerdekaan, agama dan Minangkabau akan tegak di Sumatera Barat. Tak ingin saya kecewakan orang tua. Restu dan harapan yang mereka berikan sangat besar. Tak mau nanti mati dalam umpatan, apalagi umpatan orang tua. Beban besar tengah saya pikul,” ucap Fakhrizal.
Selain memikul amanah masyarakat Sumbar, Fakhrizal juga akan menjaga kerihoan orang tuanya. Jikalau ia menjadi pemimpin yang buruk, maka buruk pula lah, nasib orang tuanya nanti di Akhirat.
“Saya sangat sayang sama abak dan anak. Jalan yang ingin saya tempuh sekarang, adalah jalan untuk memperlancar mereka berdua nanti ke surga. Tak mau karena saya, nanti abak dan amak tergelincir ke neraka. Makanya, restu yang saya dapat sekarang ini, adalah setitik harapan surga bagi saya,” sebutnya. (rel)