PARIAMAN – Gerhana matahari juga terlihat di Kota Pariaman. Banyak warga setempat yang menyaksikan. Bahkan juga tidak sedikit ummat di kota itu yang melaksanakan shalat gerhana.
Paling tidak, ketika gerhana berlangsung, ada ratusan jemaah yang mengikuti shalat gerhana di Masjid Dinul Ma’arif, Tapi Aie, Kecamatan Pariaman Tangah. Bertindak sebagai imam dan, sekaligus khatibnya, Ustadz Zulkifli Zakaria.
Gerhana matahari di Kota ‘Salah Lawuak’ diperkirakan terjadi dari pukul 10.34 hingga pukul 14.00 Wib. Puncaknya sekitar pukul 12.15 Wib. Sedang shalat gerhana dilaksanakan sekitar pukul 11.00 Wib.
Shalat gerhana dilaksanakan dengan dua rakaat. Masing-masing rakaat dengan dua kali rukuk, dua kali Al Fatihah dan bacaan ayat Alquran. Selesai salam, dilanjutkan dengan khotba singkat.
Dalam kutbahnya, Ustadz Zulkifli sempat memaparkan tentang sejarah shalat gerhana tersebut. Dia mengatakan, shalat gerhana berawal ketika kematian Ibrahim, anak Nabi Muhammad SAW yang meninggal lima bulan sebelum wafatnya Rasullullah.
Jadi, jelas Ustadz Zulkifli, gerhana matahari terjadi ketika Ibrahim, anaknya nabi meninggal. Sekaitan itu, Rasulullah mengajak para sahabat untuk melaksanakan shalat sunah gerhana tersebut.
Namun demikian, perlu dipahami bahwa shalat gerhana tersebut tidak ada kaitannya dengan wafatnya anak nabi. Melainkan untuk mengingat dan mengagungkan kekuasaan Allah SWT. (darman)