DHARMASRAYA – Ribuan Warga Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung sangat membutuhkan jembatan penghubung untuk akses transportasi.
Mereka tersebar di enam jorong di wilayah setempat, yang dipisahkan oleh bentangan Sungai Batanghari.
Puluhan tahun sudah, alat transportasi yang gunakan warga hanya menggunakan ponton ( perahu penyeberangan).
Awalnya perahu penyeberangan ini ada di tiga titik yakni, Jorong Sungai Lansek, Jorong Siluluak dan Siguntur.
Kini ponton tersebut hanya tinggal satu, di Jorong Siguntur. Selebihnya hanyut dibawa derasnya arus Sungai Batanghari.
Salah seorang tokoh muda setempat, Wismarianto mengatakan, akses transportasi berperan penting dalam membuka kemajuan perekonomian suatu daerah.
Ketersediaan prasarana transportasi di suatu wilayah akan mendorong daerah di sekitarnya lebih berkembang.
Pembangunan jembatan penghubung diwilayah Siguntur akan membuat wilayah tersebut lebih terbuka dan mudah diakses oleh warga yang berada di wilayah Siluluak, Sungai Lansek, Satuan Pemukiman (SP) 7 Satuan Pemukiman (SP) 8, Kecamatan Timpeh dan banyak lagi wilayah lainnya.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi saat ini, anak- anak sekolah yang bertempat tinggal di Jorong Siluluak dan Sungai Langsek harus menggunakan ponton penyebebaran dan sampan untuk pergi kesekolah mereka yang berada di wilayah Sikabau,” ungkapnya kepada Topsatu.com, Rabu (2/2)
Tidak hanya itu, tambah Wismarianto, 80 persen sumber kehidupan warga Siguntur berada di seberang Sungai Batanghari, mulai dari sawah, kebun karet, kebun sawit dan ternak.
“Masyarakat kesulitan menyeberang ketika air Sungai Batanghari meluap. Nah akses transportasi ini menjadi salah satu hal yang sangat urgent sebagai pusat kegiatan warga. Karena ini berkaitan langsung dengan akses pendidikan, dan ekonomi,” katanya.
Wismarianto tidak menampik kemajuan Kabupaten Dharmasraya dalam segi kemajuan pembangunan. Namun jembatan penghubung di wilayah Siguntur perlu perhatian serius pemerintah supaya aspirasi dan kebutuhan masyarakat terjawab.